Bisnis.com, BOGOR — Pemerintah mengarahkan investasi dana haji dengan potensi yield pada kisaran 9% yang dianggap relatif aman, sekaligus lebih menjanjikan daripada deposito.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan bahwa idealnya investasi dana haji diarahkan pada yield yang lebih besar dibandingkan dengan deposito.
“Kalau inovasinya Pak Bambang [Brodjonegoro] misalnya diarahkan pada surat berharga yang perpektual dengan yield lebih tinggi,” tuturnya seusai mengikuti Rapat Terbatas Pengelolaan Dana Haji, Kamis (26/4/2018).
Walaupun mencari potensi keuntungan yang lebih tinggi, jenis investasinya juga dicari yang tidak terlalu berisiko.
“Tapi jangan ambil yang tinggi, kalau yield 13%—14% itu terlalu tinggi,” tambahnya.
Lembong menyebut investasi dapat diarahkan dalam beberapa proyek inftrasturktur, salah satunya bandara.
“Ada wacana proyek bandara yang mungkin terbitkan surat berharga perpektual, nah bagus itu kalau diciptakan,”.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi, diharapkan jamaah haji mendapat nilai manfaat yang lebih besar.
Sejauh ini pengurangan biaya haji di Indonesia sebesar 45%, sementara di Malaysia sebesar 47%.
“Yang penting harus di atas deposito. Yang sekarang dibayar jamaah 55% dari total nilai seutuhnya. ” ujarnya.