Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah, pelaku usaha dan akademisi menyelenggarakan Program Eksekutif Kelapa Sawit untuk para Duta Besar negara-negara Uni Eropa pertama untuk menjelaskan mengenai praktik perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan di kebun yang berada di Tungkal Ulu, Jambi.
Tim tersebut melakukan kunjungan ke kebun kelapa sawit dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) milik Asian Agri.
Managing Director Asian Agri Kelvin Tio mengatakan komitmen perusahaan dalam mengelola seluruh kebun dan operasionalnya secara berkelanjutan, sekaligus juga melibatkan petani plasma dan swadaya untuk meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan hidup.
Situs tersebut merupakan satu dari tujuh PLTBg yang telah dioperasikan untuk memberikan pasokan energi listrik terbarukan ke lokasi yang jauh dari perkotaan. Adapun Asian Agri berencana untuk membangun dan mengoperasikan 20 PLTBg di tahun 2020.
Kepala Delegasi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend menilai, Asian Agri sudah mengoptimalkan seluruh proses kerjanya. Setiap pekerja di kebun tahu apa yang harus mereka lakukan pada setiap proses untuk mengoptimalkan kedua hal yang penting yaitu kelangsungan perusahaan dan pengelolaan kebun dalam jangka panjang.
“Kami akan terus membeli minyak kelapa sawit selama produknya berkualitas, namun dalam jangka panjang kami harus memastikan bahwa produk tersebut diproses secara berkelanjutan. Kuncinya adalah saya percaya, Asian Agri memiliki tujuan untuk mengoptimalkani hasil panen yang lebih tinggi per hektar, dengan tidak memperluas lahan yang diperuntukkan sebagai hutan. Kita harus dapat mengupayakan keseimbangan antara hutan dan lahan yang ditanami,” katanya pada Kamis (19/4).
Kelvin mengatakan Asian Agri memiliki komitmen Kemitraan dengan skema 1:1. Hal ini bertujuan untuk menyamakan setiap luasan hektar milik perusahaan dengan setiap hektar lahan yang dimiliki oleh petani di akhir tahun 2018.
“Setelah seluruhnya tercapai Asian Agri akan bermitra dengan petani dengan luasan 100.000 hektar yang terdiri dari 60.000 hektar petani plasma dan 40.000 hektar petani swadaya,” katanya.
Selain itu, Asian Agri mendukung implementasi dari SDGs, dengan menjaga lingkungan melalui konservasi dari keanekaragaman hayati, tanah dan air, pengurangan gas rumah kaca, kemitraan dengan petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, upaya mengurangi penggunaan zat kimia, dan memastikan lingkungan kerja yang sehat.