Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump dan PM Jepang Shinzo Abe mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk mengintensifkan konsultasi perdagangan antar dua negara. Tujuannya adalah agar kedua negara dapat mengembangkan investasi dan perdagangan satu sama lain.
“Presiden Trump dan saya setuju untuk memulai pembicaraan mengenai kesepakatan perdagangan bebas, adil, dan resiprokal,” kata Abe dalam konferensi pers bersama Trump di Washington, seperti dikutip Reuters pada Kamis (19/4/2018).
Namun, Trump kembali menyinggung di dalam konferensi pers itu bahwa Jepang merupakan salah satu negara yang menyebabkan AS menderita defisit perdagangan.
Oleh karena itu, Trump menambahkan, dia lebih menyukai pembicaraan satu-lawan-satu untuk dapat merundingkan kesepakatan dagang bilateral sebagai upaya mengurangi defisit tersebut.
Para pemimpin negara pun siap untuk mengirimkan penasihatnya ke dalam pembicaraan lebih lanjut. Namun, Abe kembali menegaskan bahwa terdapat perbedaan dari setiap pendekatan masing-masing negara.
“Dari sisi AS, mereka tertarik untuk berdagang secara bilateral. Sementara, posisi negara kami lebih menyukai perdagangan lewat TPP karena baik untuk semua negara, begitu pula bagi AS,” tambah Abe mengacu kepada pakta perdagangan bebas Trans-Pasific Partnership.
Sebelumnya, Mantan Presiden AS dari Partai Demokrat Barack Obama sangat mengupayakan agar AS bergabung dengan TPP. Namun, Trump segera menarik keluar AS dari pakta tersebut pada minggu pertamanya menjabat dengan alasan kesepakatan itu tidak sehat untuk Negeri Paman Sam.
“Saya tidak ingin kembali ke TPP, kecuali jika mereka memberikan kesepakatan yang tidak bisa ditolak AS. Namun, saya lebih menyukai perdagangan bilateral karema naik untuk pekerja kami,” tambah Trump.
Oleh karena itu, bagi Trump, kesepakatan perdagangan bilateral dengan Jepang ini menjadi sangat penting.
Langkah selanjutnya pun akan dilakukan di level pemangku kebijakan, Kepala Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lightizer dan Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi akan mengadakan pembicaraan terkait perdagangan untuk mencapai simpulan yang disepakati kedua negara.
Adapun, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sebelumnya menyampaikan bahwa Pemerintahan AS menginginkan Jepang agar lebih membuka akses menuju pasar agrikulturnya, yang terkenal sangat sensitif secara politis dan sangat dilindungi Pemerintah Negeri Samurai..
Tarif logam yang dilemparkan oleh Washington bulan lalu, yaitu sebanyak 25% untuk impor baja dan 10% untuk impor aluminium, telah berefek dalam tiga minggu terakhir.
Kudlow menambahkan, tarif inilah yang membawa banyak negara mitra dagang AS duduk ke meja perundingan untuk meminta dikecualikan dari tarif logam tersebut, tidak terkecuali Jepang.
“Dia [Trump] mungkin bisa mengangkat tarif impor ini dari Jepang jika kedua negara mencapai kesepakatan dagang,” kata Kudlow.
Sebelumnya, Pemerintahan Trump telah mencabut sementara pengenaan tarif logam untuk beberapa negara mitranya, tetapi tidak termasuk Jepang.
Beberapa saat setelah tarif logam mulai berlaku, Korea Selatan diberikan pengecualian penuh dari tarif ini sebagai gantinya mereka akan mengurangi pengiriman bajanya untuk AS sebanyak 30%.
Adapun, ancaman pertukaran tarif logam menjadi pembukaan perdagangan bilateral telah dikhawatirkan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso bulan lalu.