Bisnis.com, JAKARTA - Schneider Electric, perusahaan manajemen energi dan automasi listrik, menawarkan solusi pengelolaan energi di tengah percepatan menuju industri 4.0.
Luc Remont, Executive Vice President International Operations, Schneider Electric mengatakan 20 tahun ke depan diperkirakan konsumsi energi akan meningkat 1,5 kali, sementara di saat yang bersamaan juga harus mengurangi setengah dari total emisi karbon.
"Dibutuhkan melakukan efisiensi 3 kali lebih besar dari saat ini," kata Luc Remont dalam acara Innovation Summit 2018, di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Menurutnya, solusi yang telat untuk melakukan efisiensi energi adalah melalui transformasi digital dalam pengelolaan energi.
Untuk menawarkan solusi tersebut, Schneider Electric memperkenalkan inovasi terbarunya, yaitu EcoStruxure Power Advisor, Building Advisor, dan Asset Advisor.
Teknologi tersebut memberikan analisis komprehensif dari pengelolaan energi mencakup identifikasi kemungkinan terjadinya masalah dan memberikan laporan secara teratur sehingga memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan cepat.
EcoStruxure merupakan platform IOT-enabled, plug-and-play, arsitektur terbuka dari Schneider, yang memberikan solusi end-to-end dalam enam area domain, antara lain power, teknologi informasi, bangunan, mesin, pabrik dan jaringan (grid) untuk empat sektor pasar, yaitu bangunan, pusat data, industri dan infrastruktur.
Xavier Denoly, Country President Indonesia Schneider Electric berujar pengelolaan energi yang tepat akan berdampak langsung pada efisiensi biaya operasional dan memberikan nilai tambah dalam proses produksi.
"Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60%, pengurangan biaya integrasi hingga 50%, dan pengurangan hingga 30% biaya operasional," kata Xavier.
Dia menuturkan di Indonesia, teknologinya telah banyak digunakan oleh para pelaku industri, mulai dari proyek bangunan, pusat data, dan gardu listrik PLN.