Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian terus mendorong para pelaku fesyen Muslim dan para desainer untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitasnya serta memperkuat merek agar mampu menembus pasar ekspor dunia.
Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai kiblat Fesyen Muslim Dunia pada 2020. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) terus berupaya mengembangkan industri busana Muslim melalui berbagai program.
"Beberapa waktu lalu, kami sudah melakukan pertemuan dengan para desainer, asosiasi, pelaku usaha industri fesyen Muslim serta akademisi untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih saat ditemui pada acara pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Ditjen IKM Kemenperin akan menghubungkan desainer dengan IKM serta membangun national branding. Kemenperin juga akan mengadakan kompetisi fesyen Muslim, memfasilitasi desainer dan industri fesyen Muslim pada berbagai pameran serta pagelaran busana baik di dalam maupun di luar negeri.
"Sehingga visi Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen Muslim dunia dapat terwujud," tambahnya.
Untuk memperluas jangkauan produk fesyen Muslim, Kemenperin memiliki program e-Smart IKM yang sudah diluncurkan sejak 2016. Kemenperin sudah bermitra dengan 5 marketplace, yaitu Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Belanja.com, dan Blibli.
Baca Juga
Pada 2017, program e-Smart IKM telah melakukan lokakarya untuk 1.730 IKM. Tahun ini, lokakarya serupa ditargetkan dapat dilakukan untuk 4.000 IKM.