Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RSPO: Tuntutan Konsumen Lokal Dapat Mengubah Perspektif

- Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menilai perubahan perilaku konsumen lokal untuk menuntut produk CPO yang berkelanjutan dapat mengubah sudut pandang pasar global dalam menilai industri kelapa sawit indonesia.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA - Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menilai perubahan perilaku konsumen lokal untuk menuntut produk CPO yang berkelanjutan dapat mengubah sudut pandang pasar global dalam menilai industri kelapa sawit indonesia.

Direktur RSPO Indonesia, Tiur Rumondang mengatakan permintaan lokal juga dapat membentuk persepsi bahwa yang berubah bukan hanya produksinya, tetapi juga pasarnya sehingga dorongan untuk industri keberlanjutan itu bisa lebih cepat.

“karena ini saat ini kita sangat berupaya menggiring industri ini ke arah performance yang lebih baik dan kita tidak hanya kerja dalam tatanan produksi. Tapi kita juga bekerja membentuk konsumen-konsumen sehingga tuntutan [sutainability] ini lebih terbentuk,” katanya saat Young Videomaker of “Responsible Consumption” pada Selasa (17/4).

Menurutnya, kampanye hitam yang dilancarkan oleh pasar global terhadap CPO lokal tidak serta merta menghambat penjualan karena di lain sisi kebutuhan akan CPO pun masih besar. Selain itu, permintaan pasar global terhadap CPO belum turun secara signifikan meskipun dihajar sentimen negatif.

“Tugas kami adalah menjamin bahwa apa yang dikatakan dengan standar sustain itu seperti ini dan itu diikuti. Namun apapun kampanye negatif yang diberikan beberapa pihak, nyatanya industri , dan konsumennya masih memerlukan dan saa ini itu tetap tidak memaksa permintaan ini menjadi signifikan turun.” Tambahnya

Tiur menegaskan, CPO masih menjadi komoditas yang dibutuhkan semua pihak dan secara ekonomis produk ini masih lebih unggul dibandingkan minyak nabati yang lain.

“Dari sisi lingkungan [kelapa sawit] komoditas yang menggunakan lahan relatif lebih sedikit daripada minyak nabati yang lain. So, the commodity pick itself,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper