Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROMOSI PRODUK: Smartphone Jor-joran Pasang Iklan di Media

Sejumlah produsen telepon pintar kian agresif membelanjakan dananya untuk beriklan
Selfie Expert Member Chelsea Islan memperkenalkan ponsel pintar Oppo F7 saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Selfie Expert Member Chelsea Islan memperkenalkan ponsel pintar Oppo F7 saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah produsen telepon pintar kian agresif membelanjakan dananya untuk beriklan.

Belanja iklan produk seluler mencapai Rp3,2 triliun pada 2017, tumbuh 129% dibandingkan 2015. Jumlah tersebut merupakan 2% dari total belanja iklan seluruh kategori produk yang mencapai Rp146 triliun pada 2017.

Hellen Katherina, Executive Director Media Nielsen Indonesia menjelaskan, data tersebut dirangkum dari dua penelitian yang dilakukan Nielsen, yaitu consumer media view yang merupakan survey yang melibatkan lebih dari 17.000 responden di atas usia 10 tahun di 11 kota besar sepanjang 2017, dan juga ad intel yang merupakan penelitian mengenai belanja iklan di 15 televisi nasional, 99 surat kabar, 120 majalah dan tabloid hingga104 stasiun radio di sepanjang 2017.

“Ini hanya pengeluaran mereka [produsen smartphone] di TV dan media cetak. TV memang jauh lebih dominan ketimbang cetak dan radio,” ujarnya saat konferensi pers, Rabu (18/04).

Data Nielsen menggambarkan, rata-rata penggunaan media televisi untuk iklan oleh 10 produsen smartphone berada di kisaran 78% hingga 99%. Sementara penggunaan media cetak dan radio hanya berkisar 5% hingga 23%.

Dia menambahkan, angka tersebut hanya mencerminkan belanja iklan di saat jeda televisi (commerceial break), dan belum mencerminkan belanja iklan yang dikeluarkan oleh produsen smartphone untuk iklan televisi yang bersifat in-program. Iklan tersebut merupakan jenis iklan yang berada di dalam suatu program acara dan sejauh ini terdapat 12 jenis bentuk iklan in-program, antara lain product placement, running text, template, super impose, backdrop, digital embed, squeeze frame, slide point, build in, hingga titling.

“Dengan beriklan di dalam tayangan program, mereka berharap menjangkau lebih banyak penonton yang terekspos iklan, karena sebagian penonton TV mengganti channel tv pada saat jeda iklan,” tambahnya.

Dia memaparkan, setiap produsen juga memiliki strategi pemasaran tersendiri. Misalnya,

belanja iklan Samsung sebesar Rp1 triliun, sebesar 95% dibelanjakan di televisi, dan mayoritas berada di jeda iklan komersial.

Sementara Vivo membelanjakan 99% dari Rp824 miliar untuk belanja iklan televisi,terdiri dari 66% iklan dalam program, dan 34% jeda iklan komersial. Adapun Oppo membelanjakan 96% dari Rp461 miliar di televisi, di mana 85% di antaranya merupakan iklan dalam program dan 15% jeda iklan komersial.

Tak hanya itu, Vivo bahkan sempat dua kali beriklan secara langsung di beberapa stasiun televisi sekaligus. Peluncuran Vivo V7+ pada 28 September 2017 tercatat disiarkan secara langsung di sembilan stasiun televisi sekaligus, dan menjangkau 16,7 juta penonton, di mana nilai iklan komersialnya diperkirakan mencapai Rp7,9 miliar pada hari itu.

Hellen menilai, perang iklan antar produsen smartphone telah terjadi sejak lama, setidaknya lima tahun terakhir. Pihaknya pun memprediksi perang iklan ini masih akan terajadi dalam beberapa tahun mendatang, seiring dengan peningkatan penetrasi penggunaan smartphone.

“Tahun 2015 kan top three-nya Samsung, Smartfren dan Evercoss. Kalau 2017 sekarang Samsung, Vivo, Oppo. Dinamis sekali kompetisinya, dan saya masih akan panjang kalau kita lihat penetrasinya baru 40%,” ujarnya.

Adapun sejak 2016, kepemilikan smartphone menigkat jauh melebihi kepemilikan feature phone. Dari total 67% pemilik telepon seluler di 11 kota di Indonesia yang disurvey Nielsen pada 2017, pemilik smartphone mencapai 44% sementara pemilik feature phone hanya 26%. Jumlah ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2015, di mana jumlah pemilik smartphone hanya sebesar 34% daripada pemilik feature phone 43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper