Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya hanya akan bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP) jika mendapat tawaran klausul yang lebih baik dari yang sudah disepakati dalam negosiasi sebelumnya.
AS mundur dari pembahasan TPP pada 2017. Komentar orang nomor satu AS ini diungkapkan di Twitter-nya pada Kamis (12/4/2018) malam, beberapa jam setelah dia mengindikasikan AS akan bergabung kembali dengan TPP.
Sebelumnya Trump sempat mengungkapkan bahwa dia meminta Robert Lighthizer dari US Trade Representative (USTR) dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow untuk membuka kembali negosiasi TPP.
"AS hanya akan bergabung dengan TPP jika kesepakatan yang diajukan jauh lebih baik dari yang ditawarkan kepada Presiden Obama. Kami sudah memiliki kesepakatan bilateral dengan 6 dari 11 negara di TPP dan bekerja untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara terbesar, Jepang, yang telah memukul kami dengan keras selama bertahun-tahun!" tulis Trump di Twitter-nya seperti yang dikutip oleh Reuters.
Para pembuat kebijakan di wilayah Asia Pasifik pun menanggapi hal itu dengan skeptis.
"Jika itu benar, saya akan menyambutnya," ujar Menteri Keuangan Jepang Taro Aso kepada wartawan setelah pertemuan kabinet dan sebelum Trump menulis di Twitter-nya.
Dia menambahkan bahwa fakta-fakta itu perlu diverifikasi karena menurutnya Trump sangat mudah berubah pikiran, sehingga apapun bisa terjadi.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern juga menyinggung adanya potensi tantangan jika AS bergabung kembali dengan TPP.
"Jika AS, ternyata, benar-benar ingin bergabung kembali, itu akan memicu proses baru," tuturnya.
TPP, yang sekarang terdiri dari 11 negara, dirancang untuk memangkas hambatan dagang di kawasan Asia Pasifik dan untuk melawan pengaruh ekonomi serta diplomatik China yang meningkat.
Bahkan, sebelum resmi mundur, partisipasi AS dalam kesepakatan dagang itu terlihat tidak mungkin karena adanya oposisi di Kongres AS. AS memasuki negosiasi TPP pada 2008.
Baca Juga
Sekarang, 11 negara lainnya sudah maju tanpa partisipasi AS dan dalam prosesnya menghilangkan bab tentang investasi, pengadaan pemerintah, dan kekayaan intelektual yang merupakan tuntutan utama Washington.
Meksiko dan Kanada juga ikut dalam TPP. Kedua negara tersebut sedang dalam proses pembicaraan ulang mengenai syarat-syarat North American Free Trade Agreement (NAFTA) dengan AS.
Dalam kampanyenya pada 2016, Trump memang menentang perjanjian perdagangan multilateral dan menyatakan kesepakatan bilateral menawarkan persyaratan yang lebih baik untuk bisnis dan pekerja AS.
Saat ini, Trump sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan dari negara lain setelah memberlakukan tarif impor untuk produk-produk China.