Bisnis.com, JAKARTA -- Sinyal membaiknya konsumsi rumah tangga kian menguat seiring penjualan komoditas sandang yang meningkat hingga 10,2% dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5%.
Data Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia pada Februari 2018 mencatat perbaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh positif sebesar 1,5% (yoy). Padahal IPR tumbuh negatif sebesar -1,8% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Dari survei tersebut, peningkatan penjualan terutama terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang meningkat hingga 10,2% (yoy).
Ekonom BCA, David E. Sumual mengungkapkan peningkatan konsumsi sandang dan motor menjadi indikasi perbaikan konsumsi di kelompok masyarakat berpenghasilan menegah ke bawah.
"Diharapkan tahun ini seiring perbaikan daya beli masyarakat dan administered prices tidak banyak perubahan serta bantuan sosial pemerintah harusnya bisa membantu konsumsi menegah ke bawah," kata David saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/4/2018).
Ke depannya, dia melihat pertumbuhannya akan lebih baik lagi seiring dengan momentum politik seperti Pilkada dan Pilpres, serta nonpolitik antara lain bulan puasa, Lebaran, Piala Dunia, Asian Games, IMF-World Bank Annual Meeting dan Natal serta Tahun Baru.
Baca Juga
Semua momentum tersebut jatuh secara beruntun sehingga konsumsi rumah tangga diperkirakan bisa tumbuh 10% pada tahun ini. "Minimum harusnya kita dapat 10% itu bagus," kata David.
Data BI juga menunjukkan penjualan eceran diperkirakan terus meningkat pada Maret 2018 dengan pertumbuhan IPR sebesar 1,7% (yoy).
Peningkatan penjualan masih didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang tumbuh hingga mencapai 11,5% (yoy).
Hasil survei juga mengindikasikan peningkatan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam 3 bulan mendatang (Mei 2018). Indikasi tersebut tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan menjadi 164,0 dari 155,1 pada bulan sebelumnya.
Tekanan harga diperkirakan kembali menurun dalam 6 bulan mendatang sebagaimana terindikasi dari nilai IEH 6 bulan mendatang sebesar 149,2 lebih rendah dari 161,5 pada bulan sebelumnya.