Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menyatakan pihaknya siap memasok aluminium kepada Toyota Manufacturing Indonesia dan telah ada diskusi antara kedua pihak terkait kerja sama ini.
“[Kami] siap dan sudah ada diskusi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (10/4/2018).
Menurutnya, aluminium untuk sektor otomotif memiliki spesifikasi khusus karena dicampur dengan metal lain sesuai kebutuhan pelanggan. Adapun, jenis aluminium untuk sektor ini adalah aluminium alloy.
Saat ini, Inalum telah memproduksi aluminium untuk sektor otomotif dengan kapasitas produksi sebesar 90.000 ton per tahun. Sepanjang tahun lalu, Inalum memproduksi sekitar 250.000-260.000 ton aluminium.
Rencananya, Inalum ingin meningkatkan produksi menjadi 500.000 ton pada 2021. Dalam jangka panjang, perseroan menargetkan total produksi aluminium mencapai 2 juta ton per tahun.
Hal ini didukung oleh pabrik smelting plan di Kuala Tanjung dan pabrik di Kalimantan Utara. Pabrik di Kalimantan Utara tersebut ditargetkan mulai dibangun 2020.
Dalam rencana bisnis Inalum, Kalimantan Utara akan memproduksi aluminum sebanyak 1 juta ton per tahun. Saat ini, kebutuhan aluminium diperlukan untuk berbagai sektor, antara lain mendukung industri konstruksi termasuk mendukung transmisi dalam proyek 35.000 megawatt, otomotif, perkapalan, infrastruktur maupun produk rumah tangga.
Sebelumnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bertekad menggenjot kandungan komponen lokal. Salah satunya material aluminium.
Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa pada tahun ini perusahaan sedan berupaya menggunakan aluminium lokal untuk pembuatan velg kendaraan.
"Kami mendorong PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero mampu membuat ingot khusus untuk produksi velg," ujar Warih saat ditemui Bisnis.com di Jakarta, pekan lalu.
Sejauh ini, kebutuhan aluminium bahan baku sebagian besar dipenuhi dengan mendatangkan dari luar negeri. Hal ini karena kebutuhan yang jauh lebih besar ketimbang pasokan domestik.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan aluminium saat ini sekitar 1 juta ton. Adapun kapasitas produksi Inalum hanya 300.000 ton per tahun.
Akibat jumlah yang tidak berimbang, pemenuhan kebutuhan aluminium dicukupi dengan impor. Pada 2017, pengadaan bahan baku aluminum dari luar negeri mencapai US$430 juta, atau meningkat 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.