Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rendang, Soto, Nasi Goreng, Sate, Gado-gado Jadi Kuliner Khas Indonesia

Pemerintah berencana untuk mengembangkan tiga destinasi pariwisata yaitu Bali, Bandung dan Yogyakarta Solo-Semarang sebagai destinasi wisata kuliner andalan di Indonesia.
Rendang/Istimewa
Rendang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah berencana untuk mengembangkan tiga destinasi pariwisata yaitu Bali, Bandung dan Yogyakarta –Solo-Semarang sebagai destinasi wisata kuliner andalan di Indonesia.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata Vita Datau Messakh menjelaskan, pihaknya juga telah memilih lima jenis masakan yang ditetapkan sebagai kuliner khas nasional, yaitu rendang, soto, nasi goreng, sate dan gado-gado.

“Kami akan memperkuat kemitraan dengan pelaku usaha kuliner untuk co-branding kuliner khas Indonesia ini,” ujarnya.

Dia menjelaskan, makanan yang dipilih sebagai representasi kuliner nasional telah melalui proses kurasi tersendiri. Selain memperkenalkan kuliner khas nasional, pihaknya juga menggunakan strategi lain seperti sertifikasi destinasi kuliner dan co-branding Wonderful Indonesia dengan restoran di luar negeri.

Dia menambahkan, strategi co-branding pada tahun ini akan dilakukan di sebanyak 100 restoran di luar negeri . Pemilihan restoran akan didasarkan pada target pasar yang potensial mendatangkan wisatawan ke Indonesia, seperti Amerika Seriakt, Eropa, hingga Asia.

Sejauh ini, pihaknya mengaku telah memiliki kerja sama dengan setidaknya 10 restoran yang ada di Australia, Singapura, Malaysia, Belanda, Perancis dan Ameriak Serikat. Selanjutnya, dia menyebut kerja sama akan dilanjutkan denggan restoran yang ada di Jepang, Hongkong dan China, INggris, Korea, Thailand dan Spanyol.

Dia menilai, strategi co-branding dengan restoran dinilai lebih efektif ketimbang pemerintah menjalankan sendiri restoran cita rasa Indonesia di luar negeri. Pasalnya, dia mengatakan restoran tersebut telah memiliki keahlian dan pelanggannya masing-masing.

Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan PT Unilever Indonesia Tbk juga melakukan kerja sama co-branding dalam penyelenggaraan event Festiva| Jajanan Bango (FJB) 2018 yang akan berlangsung di Jakarta pada 14-15 April 2018 dan Makassar pada 5-6 Mei 2018.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata kuliner yang unggul di tingkat global. Mengutip data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada tahun lalu, sebanyak 43% dari kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto sebesar Rp922 triliun disumbang oleh sub-sektor kuliner.

”Kuliner khususnya kuliner tradisional masuk dalam kelompok besar wisata budaya (culture) dengan porsi 60% karena daya tariknya sangat tinggi,” ujarnya.

Untuk mengembangkan wisata ini, Kemenpar telah membentuk Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja da|am rangka mendukung pencapaian target kunjungan 17 juta wisman dan 270 juta pergerakan wisnus pada tahun aini yang meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta wisnus tanun 2019 mendatang.

Hernie Raharja, Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, penyelenggaraan FJB merupakan salah satu wuiud misi sosia dari Bango yang diproduksi oleh PT UniIever Indonesia Tbk. untuk melestarikan kuliner nusantara.

”Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005 silam, melalui acara ini Bango ingin mengajak sebanyak mungkin pecinta kuliner untuk mengenal dan mencinta‘l kekayaan dan pesona kuliner Indonesia yang otentik,” ujarnya.

Di Festival Jajanan Bango 2018, ujarnya, para pengunjung akan dimanjakan dengan puluhan hidangan khas Indonesia yang disajikan oleh sederetan penjaja kuliner terkenal yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara.

Tak hanya itu, di acara ini pihaknya juga kembali merangkul para wirausaha kuliner generasi baru dalam melanjutkan regenerasi pelestarian kuliner Indonesia dengan menghadirkan lima wirausaha kuliner yang telah terpilih dari Iebih 7.000 peserta pada kompetisi‘Bango Penerus Warisan Kuliner’yang digelar atas kerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada Februari hingga Maret lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper