Bisnis.com, JAKARTA - Surplus transaksi berjalan Jepang yang membengkak pada Februari mungkin menjadi kabar baik bagi keuangan negara tersebut, tetapi tidak banyak membantu hubungan dagang dengan AS.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang, surplus transaksi berjalan mencapai 2,1 triliun yen (US$19,6 miliar) pada Februari 2018, tertinggi sejak Oktober, dibandingkan dengan perkiraan 2,2 triliun yen.
Angka ini juga naik dibandingkan dengan surplus 607 miliar yen pada Januari. Surplus pendapatan utama mencapai 1,9 triliun yen, sedangkan surplus dalam perdagangan barang menyentuh 188,7 miliar yen, lebih rendah dari perkiraan 249,7 miliar yen.
"Transaksi berjalan saat yang melampaui 2 triliun yen adalah level yang memudahkan Jepang untuk menjadi target serangan dari AS di tengah latar belakang meningkatnya friksi perdagangan," kata Yuichi Kodama, Kepala Ekonom di Meiji Yasuda Life Insurance Co., seperti dikutip Bloomberg.
Ketika ketegangan perdagangan meningkat antara AS dan China, negara-negara lain dengan surplus perdagangan terhadap AS tanya siapa yang akan ditargetkan oleh Trump selanjutnya. Jepang juga telah ditargetkan oleh Trump karena dianggap mengambil keuntungan dari AS.
Meskipun sebagian besar surplus transaksi berjalan didorong oleh pendapatan Jepang dari luar negeri, termasuk sebagian besar investasi di AS, surplus perdagangan dengan AS meningkat menjadi 631 miliar yen (US$5,9 miliar) di AS pada Februari. Angka tersebut naik 3,4% dari tahun sebelumnya menyusul ekspor mobil yang kuat.
Baca Juga
Perdana Menteri Shinzo Abe dijadwalkan bertemu Trump di klub Mar-a-Lago pada 17-18 April mendatang.