Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan mendorong adanya peningkatan ekonomi di pondok pesantren, salah satunya dengan memperkuat peranan serta jaringan bagi toko ritel di lingkungan tersebut.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa toko ritel di lingkungan pesantren tersebut merupakan gagasan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang akan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
"Kerja sama antara Hipmi dan Aprindo tersebut untuk meningkatkan ekonomi di lingkungan pesantren dalam bentuk perdagangan ritel dengan sistem modern," kata Enggartiasto di Jakarta pada Senin (9/4/2018).
Enggartiasto menambahkan toko ritel dengan sistem modern tersebut nantinya tidak hanya melayani internal pondok pesantren tertentu, tetapi diharapkan juga bisa melayani wilayah di sekitar lingkungannya sehingga memutar roda perekonomian.
"Selain itu nantinya dibuka juga pusat-pusat pelatihan untuk pengelola toko di lingkungan pondok pesantren," ungkap Enggartiasto.
Mendag menilai langkah Hipmi dan Aprindo itu mampu mengatasi masalah ketimpangan khususnya di sektor ritel. Banyak warung atau toko tradisional tidak mampu bersaing dengan ritel modern, karena barang-barang yang dijual di toko ritel modern lebih murah daripada warung tradisional.
Nantinya, lanjut Enggartiasto, ritel di lingkungan pesantern tersebut akan mendapatkan barang dengan harga yang sama seperti ritel modern. Dengan demikian, daya saing ritel di lingkungan pondok pesantren tersebut tidak kalah dengan ritel modern.
Berdasarkan data Nielsen Indonesia, pada 2014 terdapat lebih dari 3 juta usaha ritel tradisional termasuk yang berada di lingkungan pondok pesantren.
Sementara berdasarkan data Kemendag, Hipmi, dan Aprindo, di beberapa toko ritel milik pondok pesantern di Jawa Timur masih ditemui banyak kendala dalam melayani kebutuhan santri dan lingkungannya antara lain kondisi fisik toko, stok barang, sistem, dan sumber daya manusia.