Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya nilai ekspor tuna Indonesia ke Amerika Serikat tersalip oleh Vietnam. Produk Negeri Paman Ho diduga mengantongi kenaikan nilai tambah yang pesat.
Data Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) menunjukkan volume ekspor tuna Indonesia ke AS sebenarnya selalu di bawah kinerja Vietnam, setidaknya dalam lima tahun terakhir. Namun secara nilai, Indonesia selalu lebih unggul sepanjang 2013-2016.
Kondisi berbalik tahun lalu. Vietnam mengejar ketertinggalan dengan menorehkan nilai ekspor US$195,1 juta, sedangkan pengapalan Indonesia hanya sanggup membukukan US$187,8 juta.
"VASEP [Vietnam Association of Seafood Exporters and Producers) memiliki hubungan kerja sama yang erat dengan pemerintah untuk meningkatkan ekspor. Kolaborasi ini yang menjadi kunci sukses ekspor Vietnam secara keseluruhan," jelas Sekjen Astuin Hendra Sugandhi, Senin (2/4/2018).
Dia mengatakan Vietnam menikmati harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Sebagai contoh, rata-rata harga tuna sirip kuning (yellowfin) fresh Indonesia US$7,32 per kg, sedangkan produk Vietnam US$9,24 per kg. Demikian pula dengan tuna NSPF (not specifically provided for) meat frozen Indonesia yang dibanderol rata-rata US$8,49 per kg, sedangkan produk Vietnam US$10,08 per kg.
Bagi AS, Indonesia adalah pemasok tuna terbesar ke-3 setelah Thailand dan Vietnam. Adapun bagi Indonesia, Negeri Paman Sam merupakan pasar tuna kedua terbesar Indonesia setelah Jepang.
Nilai Impor Tuna AS dari Vietnam dan Indonesia (US$ juta)
Tahun Vietnam Indonesia
2012 163,4 162,4
2013 145,7 148,3
2014 131,8 146,4
2015 152,2 168,3
2016 158,7 165,1
2017 195,1 187,8
Sumber: Astuin, 2018