Bisnis.com, JAKARTA-- Keterikatan karyawan terhadap perusahaan menjadi salah satu faktor yang menentukan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim bisnis.
Hal tersebut menjadi salah satu hasil survei Indonesia Employee Engagement Index 2017 yang dilakukan oleh PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama bekerja sama dengan Blessing White, dan melibatkan 15.000 karyawan kantor dari 13 perusahaan sebagai responden.
Adapun 13 perusahaan yang terlibat dalam survei ini adalah PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT BNI Syariah, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT Asuransi BRI Life, PT Bank Negara Indonesia Tbk , PT Asuransi Jiwa Adisarana , PT Angkasa Pura I, BPJS Ketenagakerjaan, PT Pegadaian, PT Indonesia Power, PT Pelabuhan Indonesia I, dan PT Pupuk Indonesia.
Commisioner Blessing White Robby Susatyo selaku perwakilan dewan juri menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi keterikatan karyawan di dalam satu perusahaan, antara lain kompensasi seperti gaji atau bonus, kesempatan pengembangan diri, hingga suasana kerja yang egaliter.
"Bekerja sekarang bukan lagi hanya mengejar gaji, tetapi juga pengembangan diri, " ujarnya.
Dia memaparkan, keterikatan kerja juga menentukan seberapa lama karyawan akan bertahan untuk bekerja dalam perusahaan. Dia pun merekomendasikan para pengelola Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki program kerja yang dapat meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan.
Pasalnya, biaya yang diperlukan untuk mengganti SDM dalam perusahaan tidak sedikit. Sementara, tingkat kontribusi seorang karyawan sangat ditentukan terhadap tingkat kepuasannya bekerja dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
"Ada (karyawan) yang puas dengan perusahaan tetapi tidak engaged sehingga tidak ada kontribusi. Ada juga yang berkontribusi tetapi tidak puas terhadap pekerjaannya sehingga tinggal menunggu waktu karyawan tersebut pindah, " ujarnya.
Ade S Martadipura, Asisten Vice President Human Capital Engagement Group Bank Mandiri mengatakan, pihaknya membangun pola komunikasi yang cair antara atasan dengan bawahan.
"Bank mandiri 70% Gen Y. Kita membangun komunikasi yang intens terbuka dan cair antara leader dan bawahannya. Budaya tidak sungkan membuat cara kerja kami lebih cair," ujarnya.
Bank Mandiri merupakan salah satu pemenang penghargaan kategori Best Employee Engagement untuk perusahan dengan lebih dari 15.000 karyawan.
Pihaknya mengaku banyak membuat program yang bertujuan mempererat komunikasi dan keterikatan karyawan dengan perusahaan.
"Karena gen y akrab dengan gawai, kita tantang melakukan berbagai macam tantangan yang tujuannya mendorong bisnis dan pembangunan SDM. Kita bikin satu aplikasi, itu cukup efektif," ujarnya.
Vice President Human Capital JNE David Rasul menilai, program keterikatan karyawan bisa efektif bila dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan. Selain itu, juga dengan meneliti karakteristik karyawan itu sendiri.
"Dari 15.300 karyawan JNE, 85% berusia milenals. Mau tidak mau mereka inilah yang akan menjadi tulang punggung perusahaan" jelasnya.
Dia mengaku hal pertama yang dilakukan adalah mengarahkan para pemimpin perusahaan untuk mengubah pola komunikasinya menjadi lebih cair dan terbuka. Pihaknya pun membangun kultur perusahaan di mana setiap karyawan yang membuat terobosan dan inovasi.
Dengan sifat karakter yang mudah bosan, dia menerangkan perusahaan pun mencoba menciptakan sistem kerja yang kreatif berbasis proyek, di mana karyawan yang berusia muda banyak diberikan kepercayaan sebagai pemimpin dan penanggung jawab proyek.
"Hampir rata-rata 3-4 tahun masa kerja saja mereka bisa pindah. Agar mereka tidak bosan, kita mencoba membuat sistem kerja yang tidak statis, lebih banyak project based, " ungkapnya.
Perusahaannya pun banyak mengadakan acara bertema kasual, seperti I Love Monday di mana karyawan diperbolehkan mengenakan baju kasual setiap Senin.
Tak hanya itu, perseroan pun memfasilitasi hobi karyawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beragam komunitas karyawan berdasarkan hobi, mulai dari komunitas futsal, pesepeda motor, hingga klub bahasa asing.