Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pelayaran lepas pantai PT Logindo Samudramakmur Tbk. mencetak pendapatan US$27 juta (diaudit) sepanjang 2017, turun 17% secara tahunan. Perseroan juga menderita rugi US$20,18 juta seiring dengan iklim usaha yang masih lesu.
Berdasarkan laporan keuangan Logindo yang dikutip Bisnis.com pada Kamis (29/3/2018), penurunan pendapatan Logindo pada 2017 dibandingkan dengan 2016 masih lebih kecil daripada penurunan pendapatan pada 2016 dibandingkan dengan 2015 yang mencapai 31%.
Manajemen menyebut pada awal 2017 persaingan di industri sewa kapal lepas pantai sangat ketat sehingga perseroan terpaksa memberikan tarif sewa kapal yang kompetitif untuk menjaga pangsa pasar.
Permintaan kapal penunjang lepas pantai pada 2017 masih lemah seiring masih lesuya aktivitas di sektor minyak dan gas lepas pantai.
Oleh karena itu, tahun lalu Logindo juga menjual delapan kapal yang sudah tidak produktif. Adapun, per Desember 2017, armada Logindo berjumlah 51 kapal dari berbagai tipe, mulai tongkang hingga anchor handling tug (AHT).
Pada 2018, prospek perseroan bisa terdorong oleh peningkatan harga minyak mulai terlihat pada awal tahun. Pengalihan Bblok Mahakam dari Total Indonesie E&P ke Pertamina Hulu Mahakam juga membuat aktivitas di Blok Mahakam mulai meningkat.
Presiden Direktur Logindo Eddy Kurniawan Logam sebelumnya mengatakan kegiatan kontraktor migas tahun ini diestimasi meningkat.
Dia mencontohkan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator di wilayah kerja Blok Mahakam tahun ini akan melakukan eksplorasi di 69 sumur. Adapun, tahun lalu eksplorasi hanya dilakukan di 14 sumur.
Secara umum, SKK Migas melansir target investasi hulu migas berdsarkan rencana kerja dan anggaran tahun ini mencapai US$12,6 miliar atau setara Rp168,33 triliun (kurs Rp13.359). Jumlah tersebut meningkat 35% dibandingkan dengan realisasi invesatasi hulu migas pada tahun lalu US$9,33 miliar.
Meskipun prospek tahun ini diperkirakan bakal lebih cerah, Logindo belum berniat menambah armada. "Fokus kami [tahun ini] meningkatkan utilisasi terlebih dahulu. Kalau [utilisasi] sudah naik di level yang membuat kami perlu kapal tambahan, baru kami akan investasi lagi," jelasnya kepada Bisnis.com.