Bisnis.com, JAKARTA — Investasi melalui pasar modal tidak kalah penting dengan investasi langsung. Para diplomat diiharapkan mampu mengetahui seluk beluk sektor keuangan, khususnya pasar modal sehingga memudahkan dalam membangun diplomasi keuangan.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan bahwa kemajuan pasar keuangan menjadi salah satu indikator yang bisa dilihat terhadap kemandirian dan kemapanan suatu negara.
"Kemajuan pasar keuangan adalah salah satu indikator kemajuan suatu negara. Kita harus lebih agresif dalam melancarkan diplomasi finansial,” ujarnya di depan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) ke-60 pada Rabu (28/3/2018).
Pasar keuangan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencatat kinerja yang mengesankan. Hingga Maret tahun ini, BEI berhasil membukukan nilai kapitalisasi sebesar 7.441 triliun. Rekor tertinggi IHSG senilai 6.689 juga berhasil ditorehkan.
Tidak cukup itu saja, BEI berhasil mencatatkan diri sebagai bursa dengan return tertinggi selama 10 tahun.
Untuk terus menggenjot kinerja pasar keuangan Indonesia, BEI telah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk mempromosikan peluang investasi di pasar keuangan Indonesia. Tujuannya menarik sebanyak-banyaknya investasi asing di pasar modal Indonesia.
Baca Juga
“Kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan saja negeri yang indah, tapi juga negara yang menguntungkan untuk investasi,” tukas Tito.
Agar sukses, inovasi dan kreativitas mutlak diperlukan. Menurut Tito, salah satu bentuk inovasi yang digagas adalah dengan menjadikan Perwakilan RI di seluruh dunia menjadi pusat informasi untuk berinvestasi saham di Indonesia.
Calon investor cukup datang ke Kedutaan dan Konsulat Jenderal RI terdekat untuk mendapatkan informasi pasar saham Indonesia.
Dalam kunjungan ke BEI, peserta Sesdilu 60 berkesempatan secara langsung berkesempatan menyaksikan secara langsung pencatatan perdana salah satu perusahan yang go public.
Tidak kalah menariknya, peserta melakukan simulasi investasi saham. Saat ini BEI memang tengah gencar melakukan kampanye untuk mendorong masyarakat menabung saham.
Untuk memperdalam pengetahuan mengenai sektor keuangan Indonesia, pada hari yang sama peserta Sedilu juga berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Sektor jasa keuangan adalah katalisator pertumbukan ekonomi Indonesia. Melalui sektor ini dapat dihimpun dana untuk kegiatan ekonomi masyarakat dan Pemerintah", demikian disampaikan Santoso Wibowo, Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK.
Menurut Santoso, sektor jasa keuangan Indonesia masih memiliki ruang untuk terus tumbuh, baik untuk sektor perbankan, pasar keuangan, maupun asuransi. Sebagai regulator dan pengawas di sektor ini, OJK berperan besar untuk wujudkan sektor keuangan Indonesia yang stabil, inklusif, dan kontributif.