Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eko-efisiensi Didorong untuk Pacu Suplai Ikan

Wacana menggunakan inovasi teknologi yang mengedepankan prinsip eko-efesiensi untuk mendorong produktivitas suplai ikan konsumsi mulai bergulir. FAO pun memprediksi pada 2030kebutuhan dunia akan ikan mencapai 172 juta ton dengan rerata 58% bergantung pada produk akuakultur.
Nelayan memeriksa keramba jaring apung miliknya di Dusun Telong Elong, Desa Jerowaru, Kecamatan Jerowaru, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (7/8)./ANTARA-Ahmad Subaidi
Nelayan memeriksa keramba jaring apung miliknya di Dusun Telong Elong, Desa Jerowaru, Kecamatan Jerowaru, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (7/8)./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana menggunakan inovasi teknologi yang mengedepankan prinsip eko-efesiensi untuk mendorong produktivitas suplai ikan konsumsi mulai bergulir. FAO pun memprediksi pada 2030kebutuhan dunia akan ikan mencapai 172 juta ton dengan rerata 58% bergantung pada produk akuakultur.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menjelaskan strategi untuk mendorong suplai ikan konsumsi harus menggunakan inovasi teknologi dengan mengandalkan input sumberdaya yang efisien. Efisien yang dia maksud terkait penggunaan sumberdaya air dan lahan.

"Penggunaan air tanah yang berlebihan akan mengancam ketersediaan air dan pasti akan timbul konflik, oleh karenanya usaha budidaya ikan yang dilakukan di darat akan didorong dengan memanfaatkan sumberdaya air terbatas, atau bahkan dengan teknologi kita bisa tekan tanpa ada pergantian air sama sekali.", katanya dalam keterangan resmi, Senin (26/3).

Inovasi teknologi tersebut antara lain pengembangan budidaya ikan dengan teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS), pengembangan biofiltration system, pengembangan budidaya lele sistem bioflok dan penerapan sistem resirkulasi tertutup (closed recirculation system).

Penerapan sistem RAS, menurutnya, terbukti mampu mengefesiensikan penggunaan air hingga lebih 80%. Namun menghasilkan output produktivitas ikan hingga 100 kali lipat dibanding sistem konvensional.

"Biofiltration system saat ini telah mulai berkembang diterapkan dalam kegiatan akuakultur. Sistem filtrasi yang efektif akan menghasilkan kualitas air yang stabil dan memicu penggunaan air yang efisien bahkan bisa ditekan dengan tanpa dilakukan pergantian air," katanya.

Selain itu, ada juga sistem bioflok yang mampu menghemat penggunaan air hingga lebih 80%, output limbah budidaya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai tambah yakni diintegrasikan dengan sistem aquaponik.

Sistem ini juga mampu menggenjot produktivitas ikan hingga 10 kali lipat dibanding konvensional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper