Bisnis.com, JAKARTA — International Finance Coporation, grup Bank Dunia, mendukung pemerintah dalam mempercepat Investasi dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dukungan tersebut antara lain dengan menggelar Transformational Business Day yang fokus membahas energi, gas dan energi terbarukan di Indonesia.
Direktur Regional IFC untuk Asia Timur dan Pasifik, Vivek Pathak menjelaskan lebih dari 100 pemangku kepentingan mulai dari regulator, pelaku pasar, pembuat kebijakan, investor, dan para eksekutif diharapkan hadir dalam sesi berbagi pengetahuan tersebut, dan diharapkan dapat mengembangkan kemitraan baru, memanfaatkan peluang dan mempercepat pengembangan energi terbarukan.
Acara tingkat tinggi akan dimulai dengan pidato utama oleh menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan. yang akan dilanjutkan dengan beberapa presentasi serta diskusi mengenai proyek di seluruh dunia yang telah menunjukan hasil, serta telah direplikasi.
Simposium tersebut merupakan acara pertama dari rangkaian program Voyage to Indonesia yang merupakan program kolaborasi antara Pemerintah Indonesia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Kelompok Bank Dunia menjelang Pertemuan Tahunan Kelompok Bank Dunia 2018 di Bali.
Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam terbesar, di mana 40% dari cadangan panas bumi dunia, terdapat di Indonesia
Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini, katanya, berjuang untuk melepaskan potensi energi bersihnya dan menetapkan target ambisius untuk menghasilkan 23% energi terbarukan pada tahun 2025, meningkat dari kondisi saat ini yaitu 5 % energi terbarukan di dalam komponen Energy Mix di Indonesia. Untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor energi terbarukan, dibutuhkan investasi sektor swasta yang lebih besar.
Baca Juga
“IFC meningkatkan dukungan dan mobilisasi untuk proyek-proyek Climate-Smart dan tetap menjadi pendukung aktif pembangunan energi dan infrastruktur di Indonesia. Dengan mengandalkan inovasi dan mengundang investor sektor swasta, Indonesia yang merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia ini, memiliki potensi untuk membangun proyek-proyek berkesinambungan dan beragam proyek lainnya yang akan mendukung perekonomian yang kuat dan berkembang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, rabu (14/3/2018).
Dia manambahkan, IFC sebagai lembaga pembangunan global yang berfokus pada sektor swasta di Negara berkembang, mendukung investasi energi terbarukan dan telah memainkan peranan penting dalam pengembangan sektor energi terbarukan, menurunkan hambatan peraturan dan lingkungan, membiayai beberapa proyek besar dan mendorong investasi swasta serta merintis model pembiayaan inovatif.
"IFC berkomitmen untuk menciptakan pasar dan meningkatkan pasar - dalam investasi swasta untuk membuka dan meningkatkan proyek energi terbarukan di Indonesia," kata Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste. "Secara global, kita telah melihat bagaimana bisnis swasta dapat membantu memacu pengembangan dan investasi dalam peluang energi bersih, dan energi terbarukan di Indonesia tetap menjadi salah satu prioritas utama kami."
Secara global, dalam dasawarsa yang lalu, IFC telah menginvestasikan US$18,3 milliar yang merupakan dana IFC sendiri bagi pembiayaan jangka panjang untuk Smart-Climate Projects serta memobilisasi tambahan US$11 miliar dari Investor lain. Melalui investasi ini IFC telah mengembangkan keakhlian di pasar utama, termasuk sumber tenaga dari matahari, sumber tenaga daya air, angin, penyimpanan enerji, green building dan pengelolalan limbah ke energi.
Setelah Business Transformational Day, Financial Times dan IFC akan menjadi tuan rumah acara makan malam Pre-Awards Transformational FT/IFC. Para tamu akan berpartisipasi dalam acara merayakan kemenangan para peserta di tahun lalu dimana mereka telah diakui karena keakhliannya untuk solusi business yang berdampak dan transformatif.
Sejak tahun 2006, penghargaan tersebut telah memamerkan dan memberikan penghargaan atas inovasi berdampak, replicability, kelayakan finansial dan berlanjut di berbagai kategori termasuk Sustainable Development, Disruptive Tecnologies, dan Climate Solutions Pada tahun 2017, penghargaan tersebut menarik 155 entries dari 219 organisasi di 92 negara.
Pelamar didorong untuk menyerahkan sampai batas waktu yang diperpanjang pada 31 Maret 2018. Penerima penghargaan akan diumumkan pada upacara penghargaan resmi di London pada 6 Juni 2018.