Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Gigih Perjuangkan Standar Kaca di Level Regional

Malaysia menjadi negara yang paling getol mendorong berlakunya standar kaca bagi negara kawasan.
Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia Yustinus H Gunawan memberikan penjelasan rencana pameran terbesar industri kaca Glasstec 2018 di Duseldorf, Jerman, di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia Yustinus H Gunawan memberikan penjelasan rencana pameran terbesar industri kaca Glasstec 2018 di Duseldorf, Jerman, di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Malaysia menjadi negara yang paling getol mendorong berlakunya standar kaca bagi negara kawasan. 

Ketua Umum  Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus H. Gunawan mengatakan upaya aturan standar bersama ini telah dimulai semenjak 10 tahun lalu. Dalam pembicaraan ke-30 telah diperoleh kesepakatan mengenai keputusan tingkat tinggi yang diambil pada tahun ini. 

"Working group 1 ini akan dibicarakan tahun ini untuk disepakati, tetapi pendekatannya adalah saling pengakuan," kata Yustinus di Jakarta, Selasa (13/3/2018). 

Arah kesepakatan regulasi ini bukan untuk menerapkan standar yang sama di Asia Tenggara. "Hasil uji laboratorium di Indonesia diakui Malaysia, demikian juga sebaliknya. Tapi bukan sertifikatnya," katanya. 

Industri kaca Indonesia perlu bersiap mengingat persaingan akan menjadi lebih ketat. "Pertanyaan [lainnya] apakah laboratorium uji Indonesia sudah bisa menguji menurut standar," katanya. 

Kesepakatan pengakuan ini juga menjadi tantangan bagi industri di dalam negeri. Untuk bersaing di tingkat regional, para produsen kaca baik hulu maupun hilir harus mengembangkan sistem mutu  bernilai tinggi. Mutu tinggi harus mencakup pengolahan kaca, perlakuan dalam membuat bingkai, standar pabrik, pemasangan hingga perawatan.

"Kalau kita diam saja [tanpa menjaga mutu minimal sesuai SNI], maka kita akan tertinggal," katanya. 

Saat ini terdapat investasi dalam jumlah besar dari China yang masuk ke Malaysia. Meski tidak menyebutkan kapasitas terpasang dari investasi baru itu, Yustinus mengatakan satu tungku sudah beroperasi pada 2017. Pada tahun ini, satu tungku lain juga akan beroperasi. Menyusul, delapan tungku lain dalam beberapa tahun mendatang. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper