Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pameran Dagang Bakal Bantu Capai Target Ekspor

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia menyiapkan pameran berskala internasional dua kali dalam setahun untuk mempercepat realisasi target ekspor.
Perajin gitar Isa Ansori (kiri) memeriksa presisi pada gitar listrik buatannya di rumah sekaligus bengkel kerja di Desa Sumberjo, Kediri, Jawa Timur, Jumat (9/3/2018)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Perajin gitar Isa Ansori (kiri) memeriksa presisi pada gitar listrik buatannya di rumah sekaligus bengkel kerja di Desa Sumberjo, Kediri, Jawa Timur, Jumat (9/3/2018)./ANTARA-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA—Himpunan Industri Mebel dan  Kerajinan Indonesia menyiapkan pameran berskala internasional dua kali dalam setahun untuk mempercepat realisasi target ekspor.

Sekretaris Jendral HIMKI Abdul Sobur menuturkan dalam pameran yang baru digelar oleh asosiasi, pihaknya mengestimasi dapat membukukan penjualan US$1,4 miliar dolar. Rinciannya US$1,1 miliar merupakan estimasi dari transaksi lanjutan dan US$350 juta transaksi selama pameran.

“Sehingga sekarang [penjualan] sudah US$1,4 miliar dolar. Mengejar target US$2 miliar sampai akhir tahun akan berat. Untuk itu [ke depan] akan kami upayakan dua pameran dalam 1 tahun,” kata Abdul di Jakarta, Senin (12/3/2018).

Penyelenggaraan pameran skala internasional di dalam negeri, kata Abdul, jauh lebih efektif dibandingkan dengan membawa produk Indonesia ke pasar-pasar internasional. Dengan pameran skala besar di Indonesia maka pembeli dari berbagai negara akan hadir dan memiliki beragam pilihan produk.

“Kalau ikut pameran di luar paling banyak hanya 20 peserta-40 peserta. Sedangkan anggota Himki mencapai 3.000. paling efektif memang pameran di sini. Transaksi terbesar juga di sini [pameran skala internasional di dalam negeri]” katanya.

Lebih lanjut Abdul menjelaskan saat ini pasar ekspor mebel Indonesia terbesar di serap oleh Amerika Serikat. “Terutama untuk sofa dan dining. Sedangkan berdasarkan zona, pasar terbesarnya Eropa,” katanya.

Tingginya nilai tambah industri mebel dan kerajinan diharapkan dapat membantu pemerintah menghentikan rencana pembukaan kembali ekspor kayu bulat dan rotan alam. Pengalaman anjloknya nilai ekspor olahan Indonesia setelah pemerintah membuka ekspor rotan mentah pada 2005 lalu seharusnya menjadi pelajaran untuk tidak diulangi.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto mengatakan usulan membuka kembali ekspor bahan mentah merupakan sebuah kemunduran. Industri dalam negeri tengah berupaya meningkatkan pangsa ekspor.

"Misalnya China sekarang bertekad menguasai Asia Pasifik. Silakan mereka datang, tapi kegiatannya dari semi finish sampai finishing. Bagi-bagi kerjaan. Dari bahan baku sampai semi finishing dikerjakan Indonesia [mitra lokal]," katanya.

Dengan fokus ke nilai tambah, kata dia, maka target ekspor Indonesia untuk mebel dan kerajinan sebesar US$5 miliar dalam 2 tahun ke depan dapat direalisasikan. "Tidak zamannya lagi bekerja amatiran. Indonesia memiliki 80% rotan dunia tapi institute-nya di Jerman," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper