Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Garap Apartemen di Serpong

Konsultan properti mengatakan banyak investor asing yang melirik Serpong, Tangerang Selatan sebagai arena membangun proyek apartemen.

Bisnis.com, JAKARTA -- Konsultan properti mengatakan banyak investor asing yang melirik Serpong, Tangerang Selatan sebagai arena membangun proyek apartemen.
Vice President Coldwell Banker Commercial Advisory Group Dani Indra Bharata mengatakan ada banyak investor asing yang masuk ke pasar apartemen di Serpong. Tiga investor terbanyak adalah Jepang, Hongkong, dan Cina.
"Banyak investor asing yang ikut masuk disana. Jepang, Hongkong, dan Cina cukup dominan," jelas Dani kepada Bisnis, Senin (5/3/2018).
Dani menyebut ada sekitar 28 proyek apartemen di Serpong. Misalnya, apartemen dari investasi Jepang misalnya Apartemen Branz dan Apartemen Serpong Garden yang mana keduanya berlokasi di Bumi Serpong Damai (BSD).
Sementara investor asal Hongkong menginvestasikan dana untuk pembangunan apartemen Kingland Avenue di Alam Sutera, dan apartemen Marigold di BSD. Investor Cina berinvestasi pada proyek Skyhouse di BSD, dan Noble House atau Kent Tower di Alam Sutera. Namun saat ini, apartemen Noble House masih berstatus on-hold.
Satu lagi investor asing yang mulai menyusul tiga besar investor adalah Singapura. Dani menyatakan, investor Singapura ikut menyuntikkan dana pada pembangunan apartemen Cambio dan apartemen The Lana yang keduanya berlokasi di Alam Sutera.
Bisnis mencatat, saat ini di Alam Sutera ada 13 proyek apartemen yakni; The Lana, Paddington Height, One Velvet, Saumata, The Smith, Cambio, Silk Town, Pacific Garden, Kingland Avenue, dan Collins, Yukata Suites, Brooklyn, dan Noble House atau Kent Tower.
Sementara di BSD, sejumlah proyek apartemen yang tercatat antara lain; Casa de Parco, Roseville, Marigold, B-Residences, Akasa, Amazana, Carstenz, Branz, Skyhouse, Serpong Garden, The Ayoma, dan Saveria. Total proyek apartemen di BSD ada 12 proyek.
Untuk di Summarecon Serpong ada 4 proyek yakni; Rainbow Springs, Midtown Summarecon, Midtown Signature, dan Scientia Residences.
Sebelumnya, Kepala Departemen Riset Savills Indonesia Anton Sitorus menyatakan dalam tiga-empat tahun terakhir, pasar properti memang banyak kedatangan pemain asing. Dalam 9 tahun terakhir ini selain Cina, Singapura, Jepang, investor Korea Selatan juga mulai menunjukkan minat dengan menggandeng pengembang lokal.
Anton menilai, kehadiran pengembang asing ini bukan hal baru pada industri properti. Pada era Soeharto sudah ada beberapa investor asing membidik pasar properti. Sayangnya sempat terhenti karena Indonesia memasuki masa krisis moneter tahun 1998.
Dia menyebut setelah vakum sekitar empat tahun lebih, para pengembang ini mulai kembali meramaikan pasar Indonesia. Negara-negara yang menurut Anton cukup aktif misalnya Singapura karena lokasi yang dekat dengan Indonesia. Kedua adalah Hongkong dan ketiga adalah Jepang. Ada juga Malaysia yang mulai masuk investasi properti di Indonesia pasca reformasi.
Anton menegaskan bahwa pengembang asing memiliki karakter berbeda dengan pengembang lokal. Misalnya Jepang, mereka melakukan penjajakan sudah jauh lebih awal dan lebih lama ketimbang Korea Selatan. Oleh sebab itu mereka memulai investasi dalam dua tahun terakhir, caranya membina kerjasama dengan pengembang lokal melakui mekanisme joint venture, dan pemilik tanah.
Kini, Korea Selatan sudah masuk dalam lima besar negara yang gencar berinvestasi pada sektor properti di Indonesia. Salah satu contohnya adalah GS E&C Group menggandeng pengembang lokal Vasanta Indoproperti dalam menggarap pasar hunian vertikal di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Bisnis mencatat bahwa GS E&C Group sudah berinvestasi sebelumny di bidang ritel. Pasalnya, grup ini memiliki supermarket bernama GS Supermarket yang umumnya berada di daerah pinggiran Jakarta. Contohnya adalah GS Supermarket yang berlokasi di Jatiasih, Bekasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper