Bisnis.com, JAKARTA—AirAsia berniat mengurangi risiko residual dengan menjual sebagian aset non inti berupa unit operasi penyewaan pesawat terbang milik Asia Aviation Capital Ltd.
Perusahaan maskpai berbiaya murah (low cost carrier/LCC) asal Malaysia tersebut menjual unit operasi penyewaan pesawat terbang kepada entitas yang dikelola oleh BBAM Limited Partnership senilai US$1,18 miliar.
“Kesepakatan ini menunjukkan bahwa upaya tersebut adalah strategi yang tepat karena kami memiliki aset investasi yang bernilai untuk dijual kembali sebagai imbalan atas uang dan hubungan ekuitas dalam dua perusahaan besar, sekaligus mengurangi risiko residual," kata CEO Grup AirAsia Tony Fernandes dalam rilisnya hari ini Kamis (1/3/2018).
Baca Juga
Dia mengaku telah memulai strategi tersebut sejak 2004 dan telah membuahkan hasil. Pengurangan aset fisik non inti tersebut akan ditunjang dengan penguatan strategi digital yang baru.
Berdasarkan kesepakatan, lanjutnya, FLY Leasing Limited (FLY), Incline B Aviation Limited Partnership (Incline), dan Nomura Babcock and Brown (NBB) akan mengakuisisi sebanyak 84 pesawat terbang dan 14 mesin. Nantinya, sebanyak 79 pesawat dan 14 mesin akan disewakan kembali pada AirAsia dan afiliasinya.
FLY dan Incline juga sepakat untuk mengakuisisi 48 pesawat yang akan dikirim ke AirAsia dan sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi 50 pesawat lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel