Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan yang melekat pada tanggung jawabnya terkadang tidak populer. Mengapa demikian?
Mengutip informasi dari laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kebijakan yang tidak populer itu terkadang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan keberlanjutan APBN. Bagaimanapun APBN menjadi instrumen fiskal yang harus dijaga.
“Jadi memang [kebijakan] Menteri Keuangan kadang-kadang tidak populer, karena semuanya lagi pesta, kita hati-hati,” ujarnya dalam Musyawarah Pusat VIII Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI, seperti dikutip dalam laman resmi Kemenkeu, Rabu (21/2/2018).
Menurutnya, jika perekonomian sedang tumbuh sangat kencang, tugas Menteri Keuangan yakni mendesain kebijakan dengan kecenderungan mengerem atau menabung. Dengan demikian, jika perekonomian jatuh, negara masih punya tabungan untuk melakukan counter cyclical. Hal ini disebut stabilisasi.
APBN, sambungnya, merupakan instrumen untuk mencapai tujuan bernegara. Oleh karena itulah, diperlukan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kehati-hatian dalam pengelolaannya. Dia ingin mewariskan APBN yang sehat dan berkelanjutan kepada penerusnya di masa depan,
“Makanya, alatnya [APBN] dijaga terus-menerus supaya baik, dia menjadi sehat from generation to generation. That’s what you called sustainability, that’s what you called integrity, that’s what you called commitment,” tegas Sri Mulyani.