Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian ESDM menyatakan perkembangan pembangunan fisik smelter PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah sesuai rencana.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Bambang Susigit mengatakan perkembangan smelter Freeport Indonesia telah mencapai 2,43%. Kendati masih tergolong rendah, capaian tersebut telah sesuai rencana yang diajukan, bahkan sedikit lebih maju.
"Karena perencanaannya di awal tahun itu administrasi sampai dengan test soil untuk stabilitas lahan," katanya, Senin (19/2/2018).
Adapun hasil verifikasi tersebut jauh di bawah klaim Freeport yang menyatakan progres pembangunan smelter mereka telah mencapai kisaran 15%.
Bambang menjelaskan persentase menurut Freeport tersebut berdasarkan kemajuan biaya yang telah dikeluarkan. Namun, dalam regulasi perkembangan tersebut dinilai berdasarkan kemajuan fisik.
Seperti diketahui, Freeport berencana membangun satu smelter baru dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Smelter dengan biaya investasi mencapai US$2,2 miliar tersebut akan dibangun di Gresik, Jawa Timur.
Sementara itu, perkembangan fisik pembangunan smelter Amman Mineral Nusa Tenggara sebesar 10,1%. Persentase tersebut sesuai perencanaan yang telah diajukan ke Kementerian ESDM.
Sebelumnya, Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau mengatakan smelter tersebut dirancang untuk menerima pasokan konsentrat tembaga dari tambang milik sendiri maupun dari tambang-tambang lainnya di Indonesia.
"Saat ini kami desain untuk input 2-2,6 juta ton konsentrat per tahun. Kami memperhitungkan potensi masukan konsentratnya," ujarnya.