Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Manfaatkan Momen Perundingan IEU CEPA di Solo

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani meminta pemerintah untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang menyangkut tentang perdagangan dengan Uni Eropa dalam perundingan Indonesia European Union - Comprehensive Economic Partnetship Agreement (CEPA).
Ketua Umum Asosiasi Pengusahan Indonesia (Apindo) Hariyadi BS. Sukamdani/JIBI-Nurul Hidayat
Ketua Umum Asosiasi Pengusahan Indonesia (Apindo) Hariyadi BS. Sukamdani/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani meminta pemerintah untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang menyangkut tentang perdagangan dengan Uni Eropa dalam perundingan Indonesia European Union - Comprehensive Economic Partnetship Agreement (CEPA).

Diharapkan kedua negara dapat mencapai titik temu pada pertemuan ini.

“IEU CEPA paling ditunggu-tunggu, jika Indonesia tidak dapat lebih baik dengan Vietnam, maka paling tidak harus sama dengan negara kompetitor,” kata Hariyadi kepada Bisnis, Minggu (18/2).

Menurutnya, Indonesia akan mendapat potensi yang cukup menjanjikan dengan kesepakatan IEU CEPA. Pasalnya kawasan tersebut terdiri dari banyak negara dan populasi manusia yang tidak sedikit. Apalagi antara RI dan Uni Eropa telah lama menjalin hubungan dagang.

“Insya Allah akan bisa tercapai di 2018. Semoga cepat selesai, namun harus di posisi menguntungkan, jangan sebaliknya,” papar Hariyadi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan kesepakatan antara RI dan Uni Eropa setidaknya akan memberikan tiga dampak, yakni liberalisasi market akses, fasilitasi perdagangan dan capasity building seperti economic corporation.

“Dari segi liberalisasi kami melihat memang market akses terutama untuk sektor padat karya seperti tekstil dan sepatu sudah sangat penting untuk Indonesia agar berkompetisi terutama dengan Vietnam,” kata Shinta kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Di samping itu beberapa sektor lain seperti produk makanan dan minuman juga membutuhkan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa. Hal ini agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain yang telah lebih dulu mencapai sekarat dengan UE.

Saat ini Vietnam telah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa sehingga mendapat tarif cukup rendah sampai tidak dikenai tarif untuk produk yang diekspor ke kawasan itu. Akibatnya Indonesia mulai tertinggal akibat masih dikenai tarif komoditas sekitar 11%.

Hingga kini hanya Vietnam dan Singapura yang telah menyelesaikan CEPA dengan Eropa. Selebihnya Indonesia, Thailand serta Filiphina masih dalam pembahasan untuk mencapai kesepakaran tersebut. RI sendiri baru memasuki putaran keempat perundingan, sementara Vietnam harus menempuh delapan kali runding agar deal dengan Uni Eropa.

“Kalau jalan perjanjian itu bukan hanya tentang trade in goods, ada trade in sevices, investment dan ada hal-hal yang lain yang menjadi petimbangan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper