Bisnis.com, JAKARTA -- China merespons keras rencana kebijakan tarif dan kuota impor baja dan aluminium AS. Negeri Panda itu pun akan menyiapkan langkah untuk mengantisipasi rencana Negeri Paman Sam tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/2/2018), Kementerian Perdagangan China secara tertulis menyebutkan akan segera mengambil langkah-langkah untuk melindungi negaranya dari dampak kebijakan AS tersebut. Pasalnya, kebijakan itu bisa memberikan dampak negatif bagi pengimpor baja dan aluminium ke AS seperti China.
"Laporan Kementerian Perdagangan AS tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak sesuai fakta," demikian disampaikan Pemerintah China.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengumumkan pihaknya menemukan kalau jumlah impor baja dan alumunium bisa menganggu keamanan AS. Dia pun mengajukan tarif impor alumunium dan baja sebesar 24% secara global, sedangkan untuk kuota impor alumunium sebesar 7,7%.
Namun, langkah pemerintahan Donald Trump itu berlawanan dengan pandangan anggota parlemen yang juga dari partainya sendiri. Tujuh anggota parlemen berdebat mengenai tindakan yang bisa menimbulkan respons negatif dari negara lain, seperti China.
Tetapi, Trump tetap berkeras melakukan kebijakan itu karena merasa industri Negeri Paman Sam dihancurkan oleh kebijakan dumping dari beberapa negara.
Rencana kebijakan itu pun telah menggoncang industri logam di AS. Spekulasi yang ada telah membuat impor baja mengalami kenaikan sebagai antisipasi pengenaan tarif bisa menaikkan beban biaya pembelian baja.