Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan proses pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Indonesia China rampung pada April. Dengan begitu proyek tersebut bisa dimulai pada Mei mendatang.
“Kalau akan dimulai Mei kami bisa melaksanakan, berkaitan dengan izin tinggal minor-minor saja dan pendanaan akan finalisasi dengan koordinasi,” katanya hari ini Kamis (8/2/2018).
Dalam hal ini Budi mengatakan konstruksi proyek KCIC sebetulnya sudah dimulai namun masih dibawah 10%.
“Sekarang sebenarnya sudah mulai tapi minor, konstruksi akan secara masif pada Mei, sekarang sudah jalan tapi masih di bawah 10%. Sekarang land clearing, sudah mulai tunnel.”
Sementara itu, Budi menuturkan rencana pembiayaan, nilai proyek hingga ketentuan seperti tidak ada jaminan pemerintah hingga porsi saham tidak ada yang berubah.
“Tetap (tidak ada jaminan pemerintah), bisa dipastikan full b-to-b.”
Kendati dirinya juga mengakui bahwa tersumbatnya aliran pendanaan dari China harus menunggu finalisasi tanah, namun memperkirakan pencairan dana dapat terealisasi pada April 2018.
“[Pencairan] sedang menunggu finalisasi masalah tanah. Kalau firm (selesai) itu April. April itu pasti sudah selesai, [jadi] enggak masalah.”
Adapun seperti yang diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membutuhkan biaya US$5,9 miliar yang dibiayai oleh PT Kereta Cepat Indonesia China yaitu konsorsium BUMN Indonesia yang bernama PT PSBI dengan konsorsium China Railways.
Nantinya, mayoritas pembiayaan proyek diadakan oleh China Development Bank (CDB). Sementara itu, BUMN Indonesia berupaya melakukan pembebasan lahan.
Berdasarkan rencana sebelumnya, 75% dari total pembiayaan proyek bakal didanai oleh pinjaman CDB dan sisanya 25% berasal dari modal konsorsium, PT KCIC.