Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Kereta Cepat Indonesia-China: Pembebasan Lahan Baru 54%

Pemerintah baru menyelesaikan 54% pembebasan lahan untuk proyek kereta api Indonesia-China.
Kereta cepat China/Reuters-Jason Lee
Kereta cepat China/Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah baru menyelesaikan 54% pembebasan lahan untuk proyek kereta api Indonesia-China.

Chairman PT. Pilar Sinergi BUMN Indonesia Sahala Lumban Gaol mengatakan pihaknya sudah menyerahkan 55 km, dari total 142 km, lahan kepada kontraktor dengan 22 km sudah dipersiapkan untuk pembangunan, sedangkan 33 km untuk persiapan land clearing.

“Yang 55 km itu, jadi ini kan total 142 km, ada yang di Halim, ada yang di km berapa-berapa itu bersambung, jadi sepanjang jalan itu ada 55 km yang diserahkan,” kata Sahala di Kemenko bidang Kemaritiman, Kamis (8/2/2018).

Meski demikian, Sahala mengakui bahwa proyek tersebut masih belum bisa dikerjakan. Alasannya, selain masalah lahan yang masih 54%, penetapan lokasi juga baru bisa dirampungkan antara Juli sampai Oktober 2018.

“Ini tolong dipahami, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) nasional itu baru selesai April 2017. Penlok (penetapan lokasi) nya baru selesai Juli sampai Oktober untuk DKI Jakarta dan Jabar [Jawa Barat],” ujar Sahala.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ada tiga masalah dalam proyek tersebut. Di antaranya persoalan tanah, perizinan, dan pendanaan.

Adapun lahan atau tanah yang sudah bebas adalah sebanyak 54% yang lokasinya berbeda atau tersegmentasi.

“Mengenai tanah sepertinya kami akan bisa selesaikan, tadi semua hadir. Pokoknya akhir bulan ini, atau paling lambat awal bulan depan selesai,” kata Luhut.

Mengenai perizinan yang dibutuhkan untuk pembangunan jalur kereta cepat sepanjang 142 kilometer itu juga diminta selesai pada bulan ini.

“Perizinan seperti frekuensi (udara), juga saya minta bulan ini selesai, juga bisa. Jadi mestinya enggak ada masalah.”

Namun, ujar Luhut, mengenai pendanaan masih dikaji struktur yang lebih tepat agar pendanaan bisa feasible.

“Itu masih saya minta dari Pak Sahala untuk minggu depan melaporkan lagi. Karena tadi masih ada ya, perbedaan pendapat dengan beberapa hal,”ujarnya.

Luhut menegaskan meski lahan belum sepenuhnya terbebas, pekerjaan konstruksi tidak terganggu. Setidaknya untuk 55 km yang sudah dibebaskan bisa dilakukan pengerjaan.

“Mereka sudah mulai jalan, sudah bisa jalan [pekerjaan]. Tanah ini selesai bulan ini, karena sudah 55 km yang clean tersegmen itu bisa mungkin satu bulan ke depan mendekat ke 100 km,” ujar Luhut.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper