Bisnis.com, JAKARTA - Target penyelesaian kereta cepat Indonesia–China dipastikan mundur pada awal 2020.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan mundurnya proyek tersebut dikarenakan masalah pembebasan lahan yang baru mencapai 54% dari keseluruhan lahan yang dibutuhkan kisaran 142 km.
Tak hanya itu, pembangunan konstruksi proyek tersebut juga baru mencapai kurang dari 10%, sehingga proyek yang tadinya ditargetkan rampung pada 2019 diprediksi akan molor sampai awal 2020.
“O iya, kalau itu sudah hampir pasti. Mungkin akhir 2019 atau awal 2020. Gak apa-apa, yang penting jalan, seperti [proyek] LRT kan,” kata Luhut, usai rapat koordinasi tentang proyek KCIC, di kantornya, Kamis (8/2/2018).
Adapun, dalam kesempatan itu, Luhut menuturkan selain masalah pembebasan lahan, masih ada dua hal lain yang dibahas dalam rapat tersebut yakni terkait perizinan dan financing atau pembiayaan.
Dalam hal ini, masalah perizinan ditargetkan akan rampung pada bulan ini. “Tinggal sekarang mengenai finance ini strukturnya kita masih lihat bagaimana kita buat supaya dia bisa feasible. Jadi lagi dihitung, khusus mengenai ini pekan depan kami akan ketemu sekali lagi.”