Bisnis.com, JAKARTA - Harga jagung dilaporkan mengalami penurunan bervariasi di beberapa sentra panen dibandingkan dengan harga acuan pembelian menyusul dimulainya panen.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian luas panen jagung pada Januari 2018 mencapai 770.000 hektar dan pada Februari ini akan meningkat menjadi 1 juta hektar.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menegaskan selain meningkatkan produksi, pihaknya juga berkomitmen menjamin kesejahteraan petani. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dengan Bulog agar menyerapnya sesuai HAP.
Sesuai dengan Permendag Nomor 47/M-DAG/PER/2017 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP), jagung dengan kadar air 15% seharusnya diserap drngan harga Rp3.150 per kg.
“Kami juga akan mendorong perusahaan pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) untuk membeli jagung petani,” katanya seperti dikutip dari keterangan pers, Minggu (4/2/2018).
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menilai penurunan harga jagung ini harus segera disikapi agar tidak membuat petani merugi. Sebab dapat berdampak pada gagalnya upaya pemerintah dalam mewujudkan amanah Nawacita Jokowi-JK yakni mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Harga di bawah HAP berdampak nyata pada kesejahteraan petani dan menggagalkan visi Nawacita Jokowi. Apalagi pesan Presiden Jokowi bahwa petani tidak boleh merugi, harus sejahtera,” katanya.
Adapun penurunan harga yang terjadi di beberapa lokasi berdasarkan data dari Pusat Informasi Pasar (PIP) per 2 Februari tercatat sebagai berikut: harga jagung per kilogram di Kabupaten Bireun berada pada level Rp 3.100, Gayo Lues Rp 2.900, Asahan Rp 2.500, Barito Selatan Rp 2.500, Tapin Rp 2.800 dan Minahasa Selatan Rp 2.700.
Adapun untuk daerah Bantaeng dan Jeneponto yang menjadi sentra produksi di Sulawesi Selatan, berdasarkan keterangan Winarno, masing-masing berada di level Rp2.900 dan Rp2.800 per kilogram.
Kendati demikian, terdapat pula sejumlah daerah yang harga jagungnya melebihi harga acuan seperti di Kabupayen Bima di mana sekilo jagung di tingkat petani dihargai Rp4.000 per kg, Mandailing Natal Rp3.400, Serdang Bedagai Rp3.300, Ogan Ilir Rp4.600, dan Garut Rp3.400.