Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

40% Warga Indonesia Merasa Kotanya Tidak Nyaman Dihuni

Survey Indonesia Most Livable City Index 2017 menyebutkan masih terdapat 40% warga kota di Indonesia merasakan kotanya tidak nyaman dihuni.
Suasana simpang susun semanggi di Jakarta, Minggu (19/11) malam./JIBI-Abdullah Azzam
Suasana simpang susun semanggi di Jakarta, Minggu (19/11) malam./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Survey Indonesia Most Livable City Index 2017 menyebutkan masih terdapat 40% warga kota di Indonesia merasakan kotanya tidak nyaman dihuni.

Survei yang dirilis Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) ini juga menyebutkan, beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Makassar masih berjuang menuju kota layak huni.

Bernardus Djonoputro, Ketua Umum IAP, mengatakan bahwa negara harus hadir untuk melakukan perencanaan tata ruang nasional agar menciptakan ruang-ruang layak hidup dan mampu menopang kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Harapan perencanaan kota-kota masa depan kita yang nyaman dan produktif masih sebatas tataran wacana populis,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/1/2018).

Adapun Survey Indonesia Most Livable City Index 2017 dilakukan di 19 provinsi dan 26 kota. Beberapa kota yang mendapat nilai di atas rata-rata antara lain Solo, Palembang, Balikpapan, Denpasar, Semarang, Tangerang Selatan, dan Banjarmasin.

Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Manado, Palangkaraya, Yogyakarta, Malang, Bandung hanya mendapat nilai rata net atau harus berjuang menuju kota yang layak.

Survey Indonesia Most Livable City Index 2017 menggunakan tujuh kriteria mendasar. Pertama, ketersediaan kebutuhan dasar seperti perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, sanitasi, ketercukupan pangan dan lainnya.

Kedua, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti transportasi publik, taman, fasilitas kesehatan dan lainnya. Ketiga, ketersediaan ruang publik sebagai wadah untuk berinteraksi antarakomunitas.

Keempat, aspek keamanan dan keselamatan. Kelima, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kemudian dukungan fungsi ekomomi, sosial, dan budaya kota, dan terakhir kualitas lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper