Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Bersedia Ambil 8 Blok Migas Terminasi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut PT Pertamina (Persero) sudah bersedia untuk mengelola 8 blok yang akan terminasi pada 2018. Namun, perusahaan pelat merah itu mencatat masih belum ada keputusan yang pasti untuk pengelolaan blok terminasi tersebut.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut PT Pertamina (Persero) sudah bersedia untuk mengelola 8 blok yang akan terminasi pada 2018. Namun, perusahaan pelat merah itu mencatat masih belum ada keputusan yang pasti untuk pengelolaan blok terminasi tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, perseroan masih belum memutuskan untuk mengambil right to match atas blok yang akan terminasi pada tahun ini, termasuk kepastian mengelola 8 blok yang akan terminasi.

“Kami belum ada keputusan, ditunggu saja nanti kalau sudah ada keputusannya ya,” ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (26/1).

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengklaim, Pertamina telah menerima penugasan untuk pengelolaan 8 blok migas yang akan terminasi pada tahun ini sehingga tidak ada lelang untuk blok terminasi tersebut.

“Mereka [Pertamina] juga sudah memutuskan untuk right to match 4 blok yang bagian dari 8 blok terminasi tahun ini. Namun, keputusan itu masih dalam bentuk pernyataan bersedia, sedangkan masalah tanda tangan masih dalam penyusunan,” ujarnya.

Dengan begitu, Pertamina juga akan mengelola blok Attaka dan East Kalimantan bagian dari 8 blok terminasi pada 2018. Sebelumnya, kedua blok itu akan dilelang oleh kementerian ESDM karena Pertamina yang sempat ditugaskan mengelolanya justru mengembalikan kepada pemerintah dengan alasan tidak memenuhi skala ekonomi.

Pertamina pun hanya mengambil empat blok yakni, blok Tuban, blok Ogan Komering, blok Sanga-sanga, dan blok Southeast Sumatera. Lalu, blok Tengah akan diunitisasi dengan blok Mahakam, sedangkan blok North Sumatera Offshore (NSO) akan diunitisasi dengan blok North Sumatera B (NSB) karena jarak yang berdekatan.

Integrasi

Ego menjelaskan, Pertamina memang sempat keberatan terkait pengelolaan blok Attaka dan East Kalimantan, tetapi pihak Kementerian ESDM melakukan mediasi dengan memanggil kontraktor existing untuk membahas masalah teknik dan sebagainya.

“Pemerintah masih menilai lebih bagus kalau Pertamina mau mengelola kedua blok itu. Kami pun memberikan input segala macam untuk membuat mereka [Pertamina] mempertimbangkan mengelola kedua blok tersebut,” jelasnya.

Dia menceritakan, akhirnya Pertamina melihat kalau kedua blok diintegrasikan ke dalam satu sistem bisa menjadi lebih baik. Pasalnya, jika hanya mengelola stand alone seperti mengambil East Kalimantan pasti akan merugi.

“Namun, itu kan namanya penugasan pasti ada plus minusnya. Misalnya, di salah satu blok mereka [Pertamina] rugi, tetapi itu bisa ditutupi dengan pengelolaan di tempat lainnya kan,” ujarnya.

Blok Attaka dan East Kalimantan itu pun akan diunitisasi dalam pengoperasiannya karena lokasi yang berdekatan.

Sementara itu, Ego mengaku, pihaknya masih bertanya kesiapan Pertamina untuk menanggung Abandonment Site Restoration (ASR) pada kedua blok tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper