Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub Budi Karya Tutup Tiga Sekolah Pilot

Masih ada sekitar 600 tenaga pilot AB Initio yang belum terserap karena sejumlah faktor, salah satunya yaitu tidak bisa bersaing dan mendapatkan pekerjaan sebagai pilot di maskapai.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencoba simulator pesawat saat melakukan peninjauan di Hanggar Asembly Line N219 PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencoba simulator pesawat saat melakukan peninjauan di Hanggar Asembly Line N219 PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/1)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menutup dua sekolah pilot yang dinilai tidak bisa mencetak pilot-pilot yang kompeten dan memiliki daya saing.

"Dua sekolah yang sudah kita tutup, satu lagi menyusul bulan depan. Kita sudah peringatkan selama satu tahun," kata Budi pada pembukaan diskusi "Penyerapan Pilot AB Initio" di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Budi menyebutkan masih ada sekitar 600 tenaga pilot AB Initio yang belum terserap karena sejumlah faktor, salah satunya yaitu tidak bisa bersaing dan mendapatkan pekerjaan sebagai pilot di maskapai.

Pilot AB Initio merupakan pilot yang baru menyelesaikan pendidikan di sekolah pilot dan mendapat lisensi untuk menerbangkan pesawat komersil, namun belum memiliki pengalaman terbang, dan pengalaman terbang yang dimiliki hanya ketika di sekolah penerbangan.

Karena itu, dia memerintahkan kepada pilot AB Initio untuk meningkatkan kompetensi dan mengoreksi diri (self correction) karena sudah masuk sekolah penerbangan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Bagi maskapai, kompetisi itu ketat, baik keilmuan maupun kepribadian. Jangan hanya ingin pakai kacamata hitam, jaket kulit, tapi harus melakukan self-correction. Tanya pada diri sendiri apakah sudah maksimal," katanya.

Selain itu, Budi juga memberikan peringatan kepada 18 sekolah pilot yang ada di Indonesia untuk memenuhi standar kurikulum yang sudah diatur dalam undang-undang.

Apabila, lanjut dia, sekolah-sekolah penerbangan tersebut tidak mampu untuk memenuhi standar itu semua, maka diinstruksikan untuk melakukan penggabungan sekolah (merger). "Sekolah itu harus berlomba-lomba menjadi baik, kalau enggak mau merger, supaya kualifikasi pendidkkan membaik, hasil membaik, bukan cari duit saja," katanya.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Muzaffar Ismail mengatakan sudah menyurati delapan sekolah pilot yang dinilai tidak memenuhi kualifikasi. "Hasil audit tahun lalu, ada delapan sekolah penerbangan yang kita surati karena tidak memenuhi. Februari mendatang akan kita evaluasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper