Bisnis.com,JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan Indonesia-US Energy Day pada Kamis, (18/1/2018).
Acara tersebut menjadi ajang pertemuan bagi perwakilan lebih dari 50 perusahaan Amerika dan Indonesia di sektor energi.
Pertemuan tersebut penting bagi para pengusaha Amerika Serikat di sektor ESDM untuk mendapatkan pandangan secara langsung dari Menteri ESDM mengenai pengembangan sektor ESDM ke depan.
Dengan demikian, diharapkan investor Amerika mendapat gambaran untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menekankan bahwa terkait penentuan tarif dalam proses jual beli listrik oleh PLN dan swasta, pemerintah akan bersikap adil dan menyerahkan sepenuhnya pada proses Bussines to Bussines (B to B).
Namun yang paling penting adalah listrik yang harganya mampu dibeli masyarakat.
Baca Juga
“Jadi, jika kita dapat meraih 100% rasio elektrifikasi, tetapi banyak masyarakat dari kalangan tidak mampu yang tidak dapat menikmati listrik, saya rasa kecemburuan sosial akan sangat-sangat meningkat kuat”, ujar Jonan dalam keterangan tertulis, diterima Jumat (19/1/2018).
Sependapat dengan hal tersebut, Duta Besar Amerika Untuk Indonesia, Joseph R. Donovan mengungkapkan bahwa kehadirannya bersama 36 perusahaan dan agensi dari Amerika untuk membahas persoalan yang sama.
“Saya rasa kehadiran 36 perusahaan Amerika dan agensi Amerika hari ini untuk menyediakan solusi yang inovatif, efektif dan dapat diandalkan untuk industri pembangkit di Indonesia terutama dalam upaya menurunkan biaya kelistrikan,” jelas Denovan.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini akan membuka berbagai kesempatan kerjasama dalam bentuk dana, inovasi, transfer teknologi, dan pengetahuan.
Dari berbagai diskusi yang dilakukan, kemudian diharapkan dapat membantu mewujudkan energi berkeadilan di Indonesia.
Dengan demikian rasio elektrifikasi akan meningkat dengan harga terjangkau bagi masyrakat.
“Hari ini kita menyaksikan bahwa perusahan-perusahaan yang ada di Indonesia juga perusahaan dari Amerika bekerja sama untuk mewujudkan energi berkeadilan. Energi berkeadilan ini tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan apa yang ada di pemerintahan. Untuk itu pemerintah Amerika Serikat lewat kegiatan ini mendorong terciptanya energi yang affordable untuk masyrakat Indonesia,” tutur Arcandra.
Sebagai informasi, Indonesia-U.S Energy Day ini terbagi dalam 4 diskusi panel yang melibatkan perwakilan pemerintah dan pelaku usaha dari Indonesia dan Amerika Serikat:
- Panel 1: Improving the efficiency of fossil fuel-based power, membahas peningkatan efisiensi dan performa pembangkit listrik, khususnya PLTU Batubara yang dibangun dalam kerangka proyek 10.000MW tahap I.
- Panel 2: Achieving Indonesia rural electrification target, membahas isu elektrifikasi untuk wilayah pedesaan, khususnya daerah terpencil, termasuk peluang perusahaan/investor asing berpartisipasi dalam melistriki wilayah tersebut.
- Panel 3: Transmission, Distribution, Smartgrid, membahas isu pembangunan transmisi untuk pembangkit-pembangkit listrik baru dan penerapan teknologi smartgrid pada jaringan transmisi dan distribusi.
- Panel 4: Renewable energy development, membahas isu terkait energi terbarukan, termasuk teknologi panas bumi.