Bisnis.com,TANGERANG -- Sebanyak satu ton buah manggis diekspor ke China dalam peluncuran perdana melalui Bandara Soekarno Hatta dengan eksportir PT Agung Mustika Selaras, Tangerang yang disaksikan Badan Karantina Kementerian Pertanian.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan ekspor buah manggis ini pernah ditangguhkan dan mengalami waktu yang cukup lama sampai akhirnya dapat diekspor ke China lagi.
"Bersyukur dalam penantian begitu lama, pada 11 Desember 2017 ditandatangani protokol ekspor dan bisa dilaksanakan peluncuran perdananya," katanya, di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Kamis (18/1).
Adapun buah manggis dalam ekspor perdana ini berasal dari kebun yang sudah diregistrasi di daerah Subang dan dikemas di rumah kemas yang juga telah teregistrasi oleh Kementerian Pertanian.
Proses sortasi dan pengemasan dilakukan di bawah pengawasan petugas karantina dari Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak terbawanya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berupa serangga hidup yang diantaranya adalah kutu putih (mealy bug), semut dan serangga hidup lainnya.
Dia menjelaskan selama sekitar lima tahun terakhir manggis Indonesia tidak dapat masuk ke China.
Adapun selama penangguhan ekspor tersebut, manggis Indonesia dikirim ke 10 negara, di mana dengan ekspor yang terbesar ke Uni Eropa dan Uni Emirat Arab. Namun, China masih jadi negara dengan pangsa pasar manggis terbesar sehingga kesepakatan protokol ekspor ini terus diperjuangkan.
Dibukanya kembali ekspor manggis ke China menjadi peluang untuk menambah volume ekspor buah ini. Adapun jumlah total yang diminta Tiongkok untuk musim panen 2018 sebanyak 2.000 ton.
"Ini peluang besar para eksportir untuk mengisi itu. Kami siap dukung, pesan kami karena belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, untuk menjaga peluang, supaya terus menjaga standar yang ditetapkan karena ini menyangkut marwah kita. Jangan sampai di-suspend lagi," jelasnya.
Dia berharap para eksportir dapat segera memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis dalam protokol yang sudah disepakati.
Beberapa hal penting yang tertuang dalam protokol ekspor manggis ke China tersebut diantaranya kebun yang sudah teregistrasi, rumah kemas yang sudah teregistrasi dan bebas dari OPT seperti Lalat Buah (Fruit flies), Kutu Putih (Mealy Bugs), Kutu tempurung (Scale Insect).
Banun Harpini mengatakan Badan Karantina Pertanian terus mendorong disepakatinya protokol ekspor bagi produk-produk pertanian. Hal tersebut agar mendorong petani berproduksi dengan standar ekspor dan mendapatkan nilai lebih.
Susanti, Ekspor Manager PT Agung Mustika Selaras, Tangerang, menyambut baik dibukanya kembali ekspor buah manggis ke China.
Dia berharap ekspor buah manggis ini dapat dijaga dengan aman oleh para eksportir dengan menjaga kualitasnya.
"Kami menunggu mengekspor manggis ini selama lima tahun. Semoga dapat sampai dengan aman dan lancar," katanya.
Melihat peluang yang ada, pihaknya juga berharap dapat mengekspor buah manggis ke China baik lewat pesawat maupun kapal laut. Volume yang dikirim juga disesuaikan dengan panen dari petani.
"Kami bisa 20 ton per hari," katanya.
Kesepakatan protokol manggis ini telah dimulai ketika Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian melayangkan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pada Oktober 2016.
Setelah melewati negosiasi yang panjang, akhirnya pada 11 Desember 2017, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Otoritas karantina China atau Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the Peoples Republic of China/AQSIQ, menandatangani kesepakatan protokol manggis.
Protokol manggis ini menyusul protokol sarang burung walet dan salak yang telah lebih dahulu sukses meluncur ke negeri Bambu Kuning.