Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Ikan Sambut Baik Penggunaan Cantrang

Kalangan pengusaha pengolahan produk perikanan menyatakan perpanjangan izin penggunaan alat tangkap jenis pukat tarik merupakan kabar gembira bagi industri.
Nelayan tradisional membenahi alat tangkap cantrang atau pukat tarik selepas menangkap ikan di Pantai Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh, Rabu (3/5)./Antara-Ampelsa
Nelayan tradisional membenahi alat tangkap cantrang atau pukat tarik selepas menangkap ikan di Pantai Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh, Rabu (3/5)./Antara-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan pengusaha pengolahan produk perikanan menyatakan perpanjangan izin penggunaan alat tangkap jenis pukat tarik merupakan kabar gembira bagi industri.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengatakan perpanjangan penggunaan cantrang membuat nelayan dapat segera kembali bekerja. 

"Yang berarti ikan-ikan bahan baku untuk pabrik surimi seperti kuniran, kurisi, bloso, swangi dan lain-lain akan tersedia lagi sehingga industri surimi bisa bekerja kembali," kata Budhi, Rabu (17/1/2018). 

Dia mengharapkan dengan adanya kesepakatan pengoperasian alat tangkap ini, maka para nelayan dapat segera mulai melaut. 

"Kalau ada prosedur yang diperlukan nelayan cantrang untuk melaut kami minta agar pemerintah bisa membantu mempercepatnya," harapnya. 

Budhi memperkirakan industri surimi baru akan kembali aktif dan menarik tenaga kerja dalam dua hingga tiga pekan ke depan. Pasalnya perusahaan pasta ikan itu harus menunggu kapal-kapal nelayan kembali ke pantai setelah melaut.

Meski sudah ada titik terang, AP5I belum dapat memperkirakan potensi pertumbuhan bisnis pada 2018.  

Dia mengatakan bagi industri surimi yang paling utama adalah kepastian bahan baku. Budhi juga mengingatkan dorongan pemerintah meminta industri surimi melakukan diversifikasi tidak bisa seketika. Yang paling utama adalah memastikan pabrik-pabrik yang tutup karena kesulitan bahan baku kembali beroperasi.

"Setelah indsutri surimi berjalan normal, barulah akan dikaji secara lebih detail kelayakan pengembangan usaha menggunakan bahan baku dari daerah Indonesia timur," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper