Bisnis.com, JAKARTA— Hingga saat ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman masih belum mau angkat bicara terkait kemungkinan opsi impor beras untuk 2018 kendati harga komoditas utama itu melambung tinggi akhir-akhir ini.
Kendati menolak mengomentari terkait opsi impor, Amran berjanji akan melakukan yang terbaik terkait ketersediaan beras di dalam negeri.
“Kita itu nggak impor di 2016, 2017 juga tidak. 2018 pemerintah akan memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia,” katanya usai berdiskusi dengan karyawan outsourcing di lingkungan Kementerian Pertanian, Kamis (11/1/2017).
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Pertanian, jumlah suplai beras dalam empat bulan pertama di 2018 akan mengalami surplus berfluktuasi, yakni 329.320 ton pada Januari, 2.9 juta ton pada Februari, 4,97 juta ton pada Maret 2018, dan 3,01 ton pada April.
Menurut Amran, kekhawatiran akan ketersediaan beras seharusnya tidak terjadi pada Desember atau Januari, melainkan pada Juli dan Agustus nanti di mana Indonesia memasuki musim kemarau.
Sementara itu, pada Oktober, di mana musim penghujan tiba, petani sudah mulai melakukan proses penanaman di mana panen bisa dimulai sekitar Januari.
“Jadi, untuk orang pertanian, takutnya itu Juli, kalau sekarang (Januari) sudah panen,” katanya.
Berikut prediksi produksi padi, ketersediaan dam konsumsi beras serta luas panen dalam kuartal pertama 2018:
Keterangan Januari Februari Maret April
Luas Panen Indonesia (ha) 854.389 1.638.391 2.252.962 1.664.187
Produksi Padi (ton GKG) 4.519.612 8.667.088 11.918.189 8.803.549
Ketersediaan Beras (ton) 2.835.605 5.473.731 7.477.459 5.523.347
Konsumsi Beras (ton) 2.506.285 2.506.285 2.506.285 2.506.285
Surplus/Defisit 329.320 2.931.446 4.971.174 3.017.062