Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan Perum Bulog untuk menjajaki opsi impor beras dari sejumlah negara sebagai antisipasi bila harga dan stok semakin tak stabil.
Kendati demikian, Wapres mengatakan pemerintah tetap fokus untuk mendahulukan produksi panen dalam negeri. Saat ini, pemerintah akan mengecek kondisi potensi panen padi di lapangan dalam 2 pekan ke depan sembari melakukan operasi pasar yang intensif untuk meredam harga beras yang naik belakangan ini.
“Opsi impor tadi saya sudah minta Bulog untuk menjajakinya. Apabila masih ada kenaikan harga dan melihat stok,” ujarnya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (9/1/2018).
Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian (Kementan), Wapres JK menyatakan akan ada panen pada Januari dan Februari 2019 atau di luar dari masa panen puncak yang biasanya terjadi pada Maret dan April. Tambahan produksi tersebut dapat menjadi stabilisator harga beras dan mengamankan stok di Bulog.
“Kami setujui perintahkan operasi pasar besar-besaran, keluarkan semua stok Bulog. Kami jamin Insya Allah pada akhir Januari panen sudah mulai, sehingga ketemu antara operasi pasar dengan stok baru,” jelasnya.
Namun, jika harga makin tak terkendali dan stok tidak mampu mengamankan kebutuhan nasional maka opsi impor menjadi salah satu pilihan paling logis.
Wapres menilai bila harga beras medium sudah melebihi Rp12.000/kg, maka sudah masuk dalam ketentuan untuk mengimpor. Harga yang semakin tinggi dikhawatirkan akan mempengaruhi inflasi nasional yang berefek pada kegiatan perekonomian.
“Kira-kira kalau mencapai harga Rp12.000/kg itu untuk harga beras medium ya. Maka harus, karena harga patokannya [Harga Eceran Tertinggi/HET] cuma Rp9.400-an kan,” jelasnya.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga beras medium nasional sudah mencapai Rp11.174/kg atau jauh di atas rata-rata HET yang berkisar Rp9.450/kg.
Wapres menambahkan jika opsi importasi ditempuh, maka kuota beras yang dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan nasional, baik untuk stok maupun penyaluran beras sejahtera (rastra).
“Ya secukupnya untuk menekan. Antara 500.000 [ton] sampai sejuta [ton]. Kalau terjadi apa-apa,” sebutnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebutkan estimasi panen padi pada Januari 2018 mencapai 300.000 ton sedangkan panen pada Februari 2018 mencapai 4,9 juta ton. Dengan potensi tersebut dan upaya tambahan operasi pasar dalam 2 bulan ke depan, dia meyakini harga beras dapat kembali turun.
Adapun, Kepala Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan sampai hari ini stok beras nasional di Gudang Bulog berada di kisaran 930.000 ton.