Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rally Minyak Dunia, Berpotensi Ganggu Perekonomian Indonesia

Tim riset DBS, grup layanan keuangan terkemuka di Asia mengatakan bahwa rata-rata harga minyak pada tahun depan diperkirakan akan terus meningkat. Rally harga minyak mentah dunia ini dinilai akan menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia pada 2018.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com,JAKARTA – Tim riset DBS, grup layanan keuangan terkemuka di Asia mengatakan  rata-rata harga minyak pada tahun depan diperkirakan akan terus meningkat. Rally harga minyak mentah dunia ini dinilai akan menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia pada 2018.

Terpantau pada perdagangan Jumat (22/12/2017) pukul 08.28 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) telah mencapai US$58,15 per barel dan minyak Brent telah mencapai US$64,65 per barel.

Dengan memperhitungkan kenaikan permintaan minyak mentah pada 2017, Tim riset DBS memperkirakan pada 2018 harga minyak dunia akan terkerek ke level US$60—65 per barel.

Kenaikan ini tidak terlepas dari upaya pemangkasan produksi yang dilakukan oleh negara Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya. Namun, ada juga faktor lain yang mendongkrak laju harga minyak yang datang dari menguatnya konsumsi minyak dari Amerika Serikat, Eropa, China, dan India.

“Konsumsi minyak mentah dunia akan tumbuh 1,4 juta —1,5 juta barel per hari (bpd) di 2017/2018,” tutur tim ekonom DBS Suvro Sarkar, Pei Hwa Ho, Glenn Ng, William Somadiputra, dan Janice Chua dalam laporan DBS Group Research Regional Industry Focus yang bertajuk Regional Industry Focus: Oil and Gas, Kamis (21/12/2017).

“Kondisi ini tentunya menggembirakan bagi industri migas dan negara produsen minyak. Namun, tidak bagi Indonesia yang beberapa tahun terakhir menjadi negara net importir. Kenaikan ini akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan PDB nasional,” paparnya.

Kenaikan harga minyak dunia tentunya dapat memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok yang disebabkan oleh mahalnya biaya produksi serta menyebabkan tingginya inflasi.

Menurut tim riset DBS, ada korelasi yang signifikan dari dampak kenaikan minyak global terhadap inflasi. Tim memprediksi tiap 10% kenaikan harga minyak mentah dunia akan berdampak terhadap peningkatan inflasi sebesar 0,6%.

Pasalnya, sektor transportasi dan listrik menentukan Consumer Price Index (CPI) [yang menjadi indikator penghitungan tingkat inflasi di suatu negara] di Indonesia, yaitu menyumbang hingga 25% dari seluruh kategori sektor CPI yang ada.

Kendati menimbulkan kekhawatiran yang serius, tim riset DBS juga memaparkan bahwa peningkatan harga minyak dunia juga memiliki dampak positif terhadap anggaran pemerintah Indonesia.

Hal ini lantaran pendapatan pajak dan non pajak dari sektor migas yang diperkirakan mencapai Rp113 triliun masih 10% lebih tinggi dibandingkan dengan subsidi energi 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper