Bisnis.com, BUSAN - Perusahaan manufaktur asal Korea Selatan, Hyundai, tertarik bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA). Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam lawatannya ke pabrik pembuatan kereta Hyundai di Busan, Korea Selatan.
"Mereka mengatakan siap untuk melakukan transfer teknologi dalam proses pembangunan proyek ini [kereta di Indonesia]. Karena ini sudah mereka lakukan di banyak negara, seperti di Turki," katanya melalui siaran pers, Kamis (21/12).
Dalam kunjungan ini Luhut mendapat penjelasan dari Hyundai bahwa mereka sudah menyuplai dan membangun sarana perkeretaapian di 36 negara di luar Korea Selatan, antara lain Kanada, Amerika Serikat dan Turki. Namun Luhut menekankan bahwa yang terpenting dari pembangunan infrastruktur selain transfer teknologi adalah penggunaan produk lokal.
Menanggapi hal tersebut, Chief Executive Officer Hyundai Kim Seung-tack menjelaskan, pabrik yang didirikan di Turki memang untuk mengakomodasi kebutuhan kereta di sana. Penggunaan konten lokalnya pun mencapai 51%. "Tentu hal yang sama bisa kami terapkan untuk Indonesia," ujarnya.
Saat ditanya mengenai kesanggupan menuntaskan pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT) dalam waktu 15-16 bulan, Kim mengatakan yang paling mungkin dilakukan adalah 30% proses pembangunan pertama dilakukan di Busan dan 70% sisanya dilakukan di Indonesia.
Dia menambahkan, perusahaannya tidak hanya membuat produk untuk LRT, tetapi juga kereta cepat. Kim juga menyanggupi untuk memberikan harga yang kompetitif. "Dari segi harga, kami sangat kompetitif," imbuhnya
PT INKA yang diwakili Executive Vice President for Overseas Marketing Bambang Kushendarto menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Pasalnya ia melihat ada teknologi perusahaan tersebut yang belum pernah dibuat PT INKA. Menurut Bambang berdasarkan pengamatannya produk Hyundai cukup kompatibel untuk proyek kereta api di Indonesia.
Sehari sebelumnya, Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan Kim Hyunmee menegaskan pihaknya telah berkomitmen untuk turut serta dalam pembiayaan LRT tahap II dan III.
Korea Selatan sangat tertarik mengikuti tender bakal pelanting [rolling stock] untuk LRT. Korsel beberapa tahun terakhir ini mengalokasikan lebih banyak dana untuk investasi infrastruktur di luar negeri.
Oleh karena itu, pemerintah Korsel memberikan dukungan seluas-luasnya kepada perusahaan-perusahaan asal Negeri Ginseng tersebut untuk menanamkan modalnya di Indonesia.