Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kinerja nilai ekspor Januari-November 2017 mengalami peningkatan 17,16% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-November 2017 mencapai US$153,9 miliar atau meningkat 17,16%. " Itu dibanding periode yang sama 2016," ujarnya di Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Suhariyanto memaparkan, dari total peningkatan tersebut, ekspor nonmigas mencapai US$139,68 miliar atau meningkat 16,89%.
Sementara peningkatan terbesar ekspor nonmigas November terhadap Oktober terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$152,3 juta (8,04%).
Adapun penurunan terbesar ekspor nonmigas November terhadap Oktober terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$133,5 juta (28,55%).
Suhariyanto juga mengemukakan, di dalam sektor pertanian, ada golongan barang yang nilai ekspornya mengalami penurunan pada November dibanding Oktober, yaitu kopi, teh, dan rempah.
Baca Juga
Terkait kopi, sebelumnya diwartakan Indonesia berpotensi memanfaatkan perubahan gaya hidup kalangan remaja China melalui kopi sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan nonmigas.
"Remaja China sekarang mulai gemar minum kopi sebagai perubahan gaya hidup dari generasi sebelumnya yang suka minum teh," kata Konsul Jenderal RI di Shanghai Siti Nugraha Mauludiah, Selasa (12/12).
Menurut dia, kopi sudah mulai menjadi tren gaya hidup di daratan Tiongkok itu. Bahkan Starbucks, ritel kopi berjaringan global, baru-baru ini membuka gerai baru di Shanghai yang disebut-sebut sebagai gerai terbesar di luar daratan Amerika Serikat.
Selama ini, lanjut dia, Indonesia mengekspor kopi ke China dalam bentuk biji mentah. "Pasar kopi di China masih sangat terbuka dan terus berkembang," tuturnya.
Ia menyebutkan pada periode Januari-September 2017, China mengimpor kopi dari berbagai negara dengan nilai keseluruhan 567 juta dolar AS.
Dari jumlah itu China mendatangkan kopi dari Indonesia senilai US$34 juta atau masih tertinggal jauh dari Vietnam.
Indonesia dan China memiliki sejarah panjang dalam bidang perdagangan kopi. Lebih dari 1.000 tahun yang lalu atau pada era Dinasti Tang, para pedagang China mendarat di Nusantara menawarkan keramik dan sutera yang ditukar dengan berbagai komoditas pertanian, terutama kopi dan lada.
Sebagian besar penggemar kopi di daratan Tiongkok sangat mengenali kopi luwak sebagai keistimewaan kopi dari Indonesia yang tidak ada duanya.