Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan bahwa saat ini pemerintah masih fokus pada target awal Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), meski ada potensi tak capai akibat sejumlah hal.
Sua, sapaannya, tak menampik bahwa komponen PNBP khususnya Sumber Daya Alam (SDA) memang sangat bergantung pada harga komoditas dan nilai tukar. Sementara saat ini kedua hal tersebut tengah terpengaruh ketidakpastian sehingga berdampak pada capaian PNBP.
Meski demikian, pihaknya belum akan menurunkan target dan akan terus menggali potensi PNBP untuk mengejar target tersebut.
“PNBP targetnya sesuai dengan target [awal], kita upayakan kumpulkan terus,” ujarnya saat ditemui di kompleks Kementerian Keuangan, Jumat (16/5/2025).
Sua mencontohkan saat ini target lifting gas berada di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan berpengaruh terhadap kinerja PNBP.
Per akhir Maret 2025, realisasi lifting gas sejumlah 985,7 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph) atau di bawah asumsi dasar yang sebesar 1.005 rbsmph. Serupa, target lifting minyak baru mencapai 573,9 ribu barel per hari (rbph) dari target 605 rbph.
Baca Juga
“[Saat ini target] berarti belum terpenuhi. Ini yang kita perhatikan terus dari bulan ke bulan dan kita akan laporin terus di APBN kita,” jelasnya.
Salah satu komponen PNBP dengan realisasi terendah adalah Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND), yakni baru mencapai Rp10,9 triliun atau 12,1% dari target pada akhir Maret 2025.
Untuk diketahui, KND umumnya berasal dari dividen BUMN. Namun, kini dividen tersebut tak lagi masuk ke kas negara dan masuk ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Untuk memenuhi target Rp90 triliun KND, Sua tak menjawab secara pasti cara untuk menutupnya.
“Kan sudah masuk Rp10,9 triliun. Nanti kita lihat seperti apa tata kelola yang kemudian kita lakukan untuk memastikan, yang penting kita jaga tata kelolanya,” tuturnya.
Secara umum, realisasi PNBP telah mencapai Rp115,9 triliun dari target Rp513,6 triliun atau menjelaskan 22,6%.
Selain KND, setoran tersebut terdiri dari PNBP SDA Migas senilai Rp24,9 triliun atau 20,6% dari target, PNBP SDA Nonmigas senilai Rp26,5 triliun, PNBP Lainnya Rp37,2 triliun, dan Badan Layanan Umum (BLU) Rp17,1 triliun.
Dengan perubahan setoran KND maupun realisasi rupiah dan lifting yang jauh dari asumsi, Sua juga enggan menjawab apakah APBN 2025 akan dilakukan perubahan atau tidak.