Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia berharap inflasi Sumatra Utara sepanjang tahun ini berada di kisaran 3%, di bawah target yang ditetapkan yakni 4% plus minus 1.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara, Arief Budi Santoso mengatakan pada November lalu, secara month to month (MtM) inflasi daerah ini sebesar 0,24%, lebih tinggi dari angka nasional 0,2%.
“Namun secara year to date (YtD) 2,49%, ini lebih rendah dibandingkan dengan nasional 2,87% Diperkirakan tahun ini pastinya akan di bawah yang ditetapkan 4% plus minus 1. Kalau dimungkinkan sekitar 3%-an. Harapan kami seperti itu,” kata Arief, di sela- sela konferensi pers Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017, Senin (11/12).
Menurut Arief, pihaknya bersama stakeholder terkait berupaya untuk menjaga kestabilan inflasi daerah ini, termasuk menjaga harga komoditas pangan maupun komoditas lain yang harganya dikendalikan pemerintah.
“Bulog sudah lakukan operasi pasar untuk barang-barang tertentu. Kami akan kerjasama dan tingkatkan koordinasi lagi. Misalnya untuk harga angkutan udara dan angkutan darat, selain komoditas pangan seperti cabai. Kami ingin harga yang stabil, tidak bergejolak,” papar Arief.
Khusus untuk menjaga kestabilan harga komoditas yang rentan bergejolak, lanjut Arief, pihaknya saat ini tengah menyiapkan konsep hilirisasi produk cabai yakni cabai giling dan cabai kering.
“Hilirisasi kami siapkan mulai dari sekarang konsepnya, implementasinya pada tahun depan. Kami ciptakan cabai kering dan cabai giling,” jelasnya.
Pada tahun depan, menurut Arief, Bank Indonesia berupaya menekan inflasi secara nasional di angka 3,5% plus minus 1. Adapun Sumatra Utara, jelas Arief, akan mengikuti target nasional tersebut.