Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengandeng beberapa perusahaan asal Prancis untuk mengembangkan energi terbarukan dengan nilai investasi US$336,9 juta atau Rp4,53 triliun.
Perusahaan asal Prancis akan mengerjakan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 170 MW.
Pertama, PLTB Tanah Laut di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 70 megawatt (MW) digarap oleh konsorsium Pace Energy Pte. Ltd. dan PT Juvisk Tri Swarna. Nilai investasi pembangkit kincir angin tersebut mencapai US$153,738 juta atau Rp2,07 triliun.
Kedua, PLTS Bali 1 di Kabupaten Kubu, Bali dengan kapasitas 50 MWp. Pembangkit tenaga surya itu dikerjakan oleh konsorsium Equis Energy Indonesia dan PT Infrastruktur Terbarukan Fortuna. Nilai investasi mencapai US$91,6 juta atau sekitar Rp1,23 triliun.
Ketiga, PLTS Bali 2 di Kabupaten Jembrana, Bali berkapasitas 50 MWp dengan pengembang Aquo Energy Indonesia Ltd. Nilai investasi US$91,6 juta atau Rp1,23 triliun. Ketiga proyek pembangkit ramah lingkungan itu dijadwalkan beroperasi pada 2020.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, penandatanganan surat resmi kesepakatan (letter of intent/LoI) dilaksanakan secara seremonial di sela Renewable Energy Companies Commited Climate di Paris pada Senin (11/12). Acara itu dihadiri oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan direksi PLN.