Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Lahan Modern Cikande Meleset dari Target

Penjualan PT Modern Industrial Estate pada tahun ini bakal meleset dari target yang ditetapkan akibat perlambatan kinerja industri properti.
Suasana gedung bertingkat saat senja di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya
Suasana gedung bertingkat saat senja di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan PT Modern Industrial Estate pada tahun ini bakal meleset dari target yang ditetapkan akibat perlambatan kinerja industri properti.

Operational General Manager PT Modern Industrial Estate I Wayan Satia mengatakan sampai akhir tahun ini, perusahaan tampaknya hanya akan merealisasikan penjualan 35 hektare (ha) lahan dari target awal 60 ha. Bahkan realisasi itu juga lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang bisa mencapai lebih dari 40 ha lahan.

Menurutnya, pada tahun depan suhu politik juga akan memberikan dampak pada penjualan terutama disebabkan investor asing yang sangat membutuhkan kepastian. Berbeda dengan calon pembeli properti residensial yang lebih cepat menemui kesepakatan dengan pengembang.

“Kalau orang meninjau rumah bisa survei satu-dua kali setelahnya memutuskan beli. Tapi kalau lahan industri meyakinkannya ini bisa 6 bulan—7 bulan, baru menemui kesepakatan,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (7/12).

Sehingga ke depannya perusahaan akan lebih aktif menjemput bola investor. Melakukan negosiasi langsung ke investor luar negeri, mengikuti pameran dan tak lagi sekadar menunggu calon tenan yang berminat investasi.

Saat ini karakteristik kawasan barat industri berbeda dengan kawasan timur. Kawasan barat akan lebih banyak diisi tenan dari bahan bangunan, industri makanan dan minuman, serta bahan kimia. Sementara itu timur lebih banyak perusahaan otomotif.

Akan tetapi, lanjut Satia, dengan masuknya pabrikan otomotif baru asal China, PT Sokonindo Automobile (Sokonindo) di Kawasan Industri barat miliknya seluas 20 ha dinilai akan memberikan potensi penjualan lahan industri ke depannya.

Pasalnya kondisi itu menunjukkan bahwa aksesibilitas dan efisiensi waktu kawasan barat lebih menjanjikan ketimbang kawasan timur.

Perusahaan pun masih optimistis mematok pertumbuhan harga lahan industri 10% tahun depan. Dari harga jual saat ini sekitar Rp2 juta/ meter persegi. Terutama dengan aksesibilitas jalan tol yang mulai beroperasi pada masa yang akan datang.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rahayuningsih

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper