Bisnis.com,SABANG - Menteri Pariwisata Arief Yahya menekankan Indonesia tidak boleh bergantung hanya kepada tiga lokasi wisata unggulan untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara pada 2018.
“Ya jadi kita memang seharusnya di seluruh bisnis apa pun harus lebih banyak produk. Tidak boleh menaruh telur di satu kantung,” ujar Menpar saat ditemui usai membuka Wonderful Sabang and Marine Expo 2017, di Sabang, Aceh, pada Jumat (1/12/2017).
Menpar menjelaskan saat ini Indonesia masih bergantung kepada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di tiga lokasi yakni Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau. Akibatnya, apabila salah satu daerah terganggu, akan berdampak terhadap turunnya kunjungan turis asing ke dalam negeri.
“Nah, kalau sekarang top 3 kuat sekali, Bali [kontribusi kunjungan wisman] bisa mencapai 40%, jadi kalau apa-apa goncangan bisa 40% juga,” jelasnya.
Pengaruh terhadap ketiga lokasi tersebut, sambungnya, bisa langsung menurunkan kunjungan turis asing ke Tanah Air hingga ratusan ribu orang. Oleh karena itu, memang seharusnya Indonesia memiliki destinasi wisata unggulan yang lebih banyak.
Seperti diketahui, pemerintah pesimis target kunjungan wisman pada 2017 sebanyak 15 juta orang tidak tercapai setelah erupsi yang melanda Gunung Agung, Bali. Menpar menyatakan hingga akhir tahun kunjungan turis asing ke Indonesia hanya mencapai 14 juta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman mencapai 10,46 juta sepanjang Januari-September 2017. Angka tersebut terealisasi 70% dari target pemerintah pada tahun ini sebanyak 15 juta.