Bisnis.com, JAKARTA - Singapore Airlines (SIA) Group mencatat laba bersih sebesar Sin$425 juta pada semester I tahun keuangan 2017-2018, naik 32% dibandingkan dengan tahun lalu.
Hasil ini berasal dari laba operasional grup yang meningkat Sin$211 juta dan kerugian lebih rendah dari perusahaan-perusahaan terasosiasi yakni sekitar Sin$46 juta, sebagaimana dilaporkan dalam siaran pers yang diterima Bisnis pada Kamis (16/11/2017).
Capaian tersebut dengan mengabaikan keuntungan tahun lalu atas divestasi SIA Engineering atas 10,0% sahamnya di Hong Kong Aero Engine Services Ltd (HAESL) dan dividen khusus yang diterima dari HAESL.
Pendapatan SIA juga meningkat Sin$401 juta dalam periode yang sama tahun lalu menjadi Sin$7.712 juta atau naik 5,5% dengan peningkatan pendapatan terlihat pada seluruh segmen bisnis.
Pendapatan penumpang yang diterbangkan (passenger flown revenue) berkontribusi sebesar Sin$166 juta atau naik 2,9% pada arus perjalanan yang ditingkatkan.
Sedangkan pendapatan kargo meningkat sebesar Sin$123 juta atau naik 6,1% pada jumlah kargo yang diangkut (freight carriage) dan hasil kargo.
Baca Juga
Layanan engineering mencatat peningkatan pendapatan sebesar Sin$52 juta atau naik 26,9%, sebagian besar disumbang oleh perawatan dan aktivitas perbaikan komponen pesawat.
Di sisi lain, pengeluaran grup juga naik Sin$190 juta menjadi Sin$7.199 juta atau naik 2,7%. Biaya bahan bakar bersih meningkat sebesar Sin$14 juta, sebagaimana pengurangan kerugian nilai bahan bakar sebesar Sin$273 juta untuk mengimbangi kenaikan biaya bahan bakar sebelum lindung nilai (hedging).
Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh harga rata-rata bahan bakar jet yang lebih tinggi.
Biaya bahan bakar sisa meningkat Sin$176 juta atau sekitar 3,4% yang sebagian dipengaruhi oleh perluasan operasi yang dilakukan oleh SilkAir dan Scoot.
Dari sisi perusahaan maskapai induk, laba operasionalnya meningkat 48,9% atau sekitar Sin$135 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Total pendapatan juga meningkat sebesar Sin$161 juta. Peningkatan tersebut karena jumlah penumpang yang diterbangkan juga meningkat.
Sedangkan tingkat isian penumpang meningkat sebesar 2,8% dalam periode yang sama tahun lalu menjadi 80,9%, seiring dengan pertumbuhan kapasitas yang relatif stagnan. Sementara itu, pengeluaran maskapai meningkat Sin$26 juta khususnya untuk biaya karyawan serta biaya penanganan, biaya landing, dan biaya parkir yang lebih tinggi.
SilkAir yang merupakan anak usaha SIA melaporkan penurunan kinerja operasional sebesar Sin$23 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena pengeluaran operasional yang naik 13% melampaui peningkatan pendapatan. Anak usaha lain yakni Scoot juga mencatat kerugian laba operasional sebesar Sin$12 juta.
SIA Cargo membalikkan kerugiannya pada tahun lalu Sin$45 juta menjadi pencapaian laba operasional Sin$32 juta. Pendapatan meningkat sebesar Sin$122 juta sebagaimana jumlah kargo yang diangkut (freight carriage) naik 6,1%, yang lebih lanjut didukung oleh 6,7% peningkatan hasil kargo.
Pengeluaran naik Sin$45 juta, sebagian dikarenakan biaya penanganan yang lebih tinggi dari jumlah angkutan yang ditingkatkan, serta biaya perawatan dan perbaikan pesawat yang juga lebih tinggi. Tingkat isian kargo naik 3,2% poin menjadi 64,8%.
Sedangkan SIA Engineering mencatat laba operasional sebesar Sin$38 juta, naik Sin$15 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini dikarenakan adanya pertumbuhan pendapatan dari aktivitas perbaikan pesawat.