Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong kementerian dan lembaga untuk mempercepat pembayaran terhadap sejumlah belanja yang sudah dilaksanakan. Upaya itu sekaligus membantah bahwa pemerintah sengaja mengerem belanja untuk menjaga difisit sesuai outlook 2,67%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan terkait kinerja belanja, pemerintah tetap terus memantaunya hingga tutup tahun anggaran. Karena biasanya penagihan dan pencairan akan terjadi pada minggu-minggu terakhir menjelang tutup tahun.
“Kami harapkan kementerian maupun lembaga melakukan pembayaran secara cukup waktu, tidak melakukannya pada hari-hari terakhir,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Adapun realisasi hingga Oktober kemarin masih berada di angka Rp1,537 triliun atau 72,1% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 sebesar Rp2.133,3 triliun. Dengan kinerja belanja tersebut maka defisit berada di posisi 2,2%,
“Kalau belanja kan nanti kita lihat saja, sampai dengan tutup tahun anggaran kan biasanya mereka akselerasi untuk pembayaran,” ungkap Menkeu.
Outlook defisit 2,67% sendiri ditentukan dengan asumsi belanja tak sampai 100%. Skenario awal tanpa asumsi tersebut, defisit dipatok cukup tinggi yakni 2,92% atau hampir mendekati ambang batas defisit yakni 3%. Dengan realisasi defisit 2,2%, pemerintah sebenarnya masih memiliki ruang untuk mengoptimalkan belanja.