Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Bosowa Semen Masih Tinggi

Utilisasi Bosowa Semen masih tinggi dan performa saat ini diyakini akan bertahan hingga akhir tahun.
Ilustrasi semen./JIBI
Ilustrasi semen./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Utilisasi Bosowa Semen masih tinggi dan performa saat ini diyakini akan bertahan hingga akhir tahun.

Rachmat Kaimuddin, Managing Director Bosowa Semen, mengatakan utilitasi sekitar 90% lebih. Bosowa Semen memandang permintaan semen domestik pada semester kedua bakal membaik. Perseroan pun mulai menggenjot produksi dengan mengoperasikan kembali satu mesin di pabrik Maros yang sebelumnya dinonaktifkan.

Sepanjang semester I/2017, salah satu mesin produksi milik perusahaan dimatikan karena permintaan yang rendah. Di kawasan Indonesia Timur yang menjadi basis penjualan semen Bosowa, penjualan tercatat turun sebesar 7% secara tahunan (year on year) selama periode Januari 2017 hingga Juli 2017.

“Untuk mesin yang kemarin dimatikan, mulai dihidupkan pada semester II karena kami melihat Juli ada kenaikan permintaan. Hampir sama dengan industri, pada Juli 2017 kami ada kenaikan sekitar 50%,” ujarnya, Kamis (2/11/2017).

Bosowa Semen memiliki dua lini produksi di Maros dengan kapasitas produksi sebesar 4,2 juta ton per tahun. Mesin kedua atau yang baru, mulai dioperasikan pada akhir 2015. Selain pabrik Maros, perseroan memiliki pabrik di Batam dengan kapasitas produksi sebesar 1,2 juta ton per tahun dan pabrik di Banyuwangi dengan kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun.

Permintaan semen secara nasional pada September lalu masih mencatatkan pertumbuhan postif. Pengerjaan sejumlah proyek tol pembangkit di dalam proyek strategis nasional menjadi faktor penopang kenaikan permintaan.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso menyatakan konsumsi semen pada September lalu mencapai 6,3 juta ton, atau naik 12,8% year-on-year. Meski demikian, kenaikan permintaan tersebut tidak lebih tinggi ketimbang konsumsi pada Agustus yang tercatat sebesar 6,47 juta ton.

“Permintaan meningkat signifikan di Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Indonesia timur. Sementara itu, permintaan di Kalimantan belum bergerak naik,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/10/2017).

Permintaan semen secara kumulatif periode Januari—September tahun ini mencapai 47,43 juta ton, atau naik 6,6% dibandingkan dengan periode Januari—September tahun lalu. Menurutnya, laju kenaikan permintaan semen tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar  5,2 %.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper